Islam dan budaya Jawa
Sejarah Masuknya Islam di Jawa
Sejarah secara bahasa, sejarah artinya riwayat atau kisah. Dalam Bahasa Arab, sejarah disebut sebagai tarikh yang mengandung ati ketentuan masa atau waktu. Sebagian orang berpendapat bahwa sejarah adalah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan). Sedangkan menurut istilah, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.Dengan mengetahui pengertian Sejarah maka dapat simpulkan bahwa sejarah itu akan tetap ada dan tak akan pernah terpisakan dengan masa, sejarah adalah suatu yang dijalani dalam kehidupan dari makhluk hidup semua makhluk yang hidup mau tidak mau harus melewati suatu sejarah dalam mempertahankan kehidupannya dari berbagai tahapan kehidupan manusia.
Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa masyarakat Jawa menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Setelah itu masyarakat juga banyak yang masih menganut kepercayaan Hindu-Buddha dari India. Menurut para sejarawan bangsa Indonesia sendiri di berikan pelajaran mengenal tulisan pada penyebaran agama Hindu-Buddha. Pengaruh pelajaran ini berjalan cukup lama sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. Awalnya bangsa Indonesia mayoritas menganut kepercayaan Hindu dan Buddha itu disebabkan karena mereka menganggap agama Hindu dan Budha awalnya berasal dari Nenek Moyang mereka dan mereka juga menganggap bahwa kepercayaan agama Hindu dan Buddha adalah suatu kepercayaan yang memang benar-benar berasal dari titisan para dewa. dan juga pada masa itu bangsa Indonesia masih beranggapan bahwa mereka itu masih menganut dan mempunyai peradaban megalithikum dan peradaban yang merupakan gabungan antara peradaban lokal dan peradaban Hindu-Buddha.
Proses penyebaran agama Islam atau Islamisasi di Indonesia dilakukan secara damai dan tidak memaksa penduduk Indonesia untuk memeluk Islam yaitu dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang masih berlaku ditempat tersebut yang sudah melekat pada penduduk setempat tidak ada paksaan masuk Islam dan tanpa kekerasan, masuknya Islam ke Indonesia melalui beberapa jalur yaitu perdagangan, perkawinan, politik, pendidikan, tasawuf dan kesenian.
Perdagangan.
Saluran Islamisasi pertama kali yang sangat erat adalah perdagangan, kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga abad ke 16 M membuat pedangan muslim yang bersal dari Arab, Persia dan India turut serta dalam menyebarkan agama Islam, khususnya dalam bidang perdagangan ini dipilih karena pada dasarnya jalur Islamisasi itu dapat dilakukan secara mudah dan tanpa adanya hambatan yang panjang. Perdangan adalah suatu saluran Islamisasi yang melekat disetiap bangsa Indonesia tanpa adanya perdagangan masyarakat tidak dapat melangsungkan kehidupannya, maka dari itu pada pedagang yang bersal dari Arab, Persia dan India tujuan mereka ke Indonesia bukan hanya untuk berdagang melainkan tujuan meraka ke Indonesia juga untuk meyebarkan agama Islam, pusat sasaran yang mereka rengkuh adalah para Raja, jika mereka bisa mengislamkan para Raja maka otomatis para pengikutnya juga ikut turut serta dalam perintah dari Raja mereka untuk masuk Islam.
Perkawinan.
Dari segi ekonomi para penduduk pribumi sangatlah suka terhadap para pedagang yang memiliki status sosial yang tinggi sehingga penduduk pribumi khususnya putri-putri raja dan bangsawan sangat tertarik untuk menjadi istri saudagar yang kaya raya tersebut, sebelum menikah mereka harus di Islam kan terlebih dahulu setelah memiliki keturunan mereka akan mucul generasi Islam dan perkampungan Islam, jalur ini dikira suatu jalur yang sangat menguntungkan dari penyebaran agama Islam, apalagi yang dinikahi itu anak Raja orang yang mempunyai kekuasaan dalam masyarakat hal itu akan mempercepat perluasan penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa.
Politik.
Salah jalur penyebaran Islam dipulau Jawa adalah melalui jalur politik, Pengaruh kekuasaan seorang Raja sangatlah besar dalam proses Islamisasi nusantara, jika seoran Raja di suatu daerah memeluk Islam maka otomatis rakyatnya juga ikut dengan Raja dalam memeluk agama tersebut. Contoh : Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam disana secara langsung pasukannya tersebut harus memeluk agama Islam terlebih dahulu agar bisa menyebarka ajaran agama Islam ke daerah-daerah lain.
Pendidikan.
Penyebaran agama Islam Ini dilakukan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren yang didalamnya terdapat naungan pendidikan yang diselengagarana oleh para kyai, guru-guru agama dan para ulama.dengan adanya pondok pesantren mereka akan ditampung dalam suatu wadah yang didalamnya terdapat pendidikan mengenai penyebaran agama Islam dan setelah mereka paham ilmu agama yang mereka dapatkan maka dari itu mereka dituntut secara otomatis menyebarkan ajaran yang mereka dapat dari pondok pesantren untuk berdakwah di tempat tertentu untuk mengejarkan kepada para masyarakat tentang ajaran agama Islam.
Tasawuf.
Tasawuf adalah suatu ajaran atau cara pendekatan kepada Tuhan, tasawuf mengajarkan kepada seseorang untuk dapat mengenal ajaran agama Islam dengan mudah sehingga memperoleh hubungan secara langsung dengan Tuhan-Nya. Orang yang ahli dalam bidang tasawuf disebut dengan sufi.
Kesenian.
Penyebaran agama Islam yang lainny adalah melalui kesenian-kesenian Islam seperti peninggalan seni bangunan, seni pahat, seni ukir, seni sastra dan yang paling terkenal adalah kesenian wayang. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh yang paling mahir dan terkenal dengan pertunjukan seni Wayangnya. Dalam melakukan pertunjukan wayang nya beliau tidak pernah meminta upah untuk pertunjukan wayang yang telah masyarakat saksikan akan tetapi masyarakat hanya diminta untuk mengikuti mengucapkan kalimat syahadatain. Karena didalam wayang disisipkan nama-nama pahlawan Islam, pendidikan dan unsur-unsur filsafat (mencari kebenaran).
Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemudian Islam masuk ke pulau jawa melalui para Gujarat dan Persia dan ada juga yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia dari orang Arab. Pada awal mulanya Islam masuk ke pulau Jawa melalui jalur selat malaka dan selanjutnya ke Jawa pada abad ke 7 M didasarkan pada masa pemerintahan dinasti Tang berasal dari China, berita itu berisi tentang adanya orang Ta’sih (Arab dan Persia) yang berniat untuk menyerang kerajaan Kaling dan Holing pada tahun 674 M dibawah pemerintahan seorang Ratu yaitu Ratu Sima. Adapun pendapat lain yang menyatakan Islam masuk ke Jawa pada Abad ke 11 M ditunjukkan dengan ditemukannya batu nisan Fatimah Binti Maimun di Leran Gresik Jawa Timur batu nisan itu telah ada sekitar tahun 1082 masehi.
Namun hal tersebut belum berarti bahwa saat itu Islam sudah masuk di Jawa Timur. Demikian pula mengenai suatu komunitas Arab yang pernah singgah dan menetap serta mempertahankan kehidupannya di Sumatera pada awal abad ke-12 M, hal itu belum tentu berarti telah berlangsung Islamisasi. Setelah abad ke 13 M, bukti-bukti Islamisasi telah banyak ditemukan di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat di beberapa penemuan batu nisan yang bercorak Islam di Trowulan, Troloyo dan Gresik. Dalam sejarahnya berita Ma-huan (1416) terdapat pula keterangan tentang adanya orang-orang muslim yang tinggal di kota Pelabuhan Gresik hal ini membuktikan bahwa komunitas masyarakat muslim mulai berkembang di Jawa Timur, terutama di kota-kota dekat dengan Pelabuhan. Pada saat kerajaan majapahit mengalami kemunduran yang sangat pesat diawal abad ke 15 M, kota-kota pelabuhan seperti Tuban dan Gresik muncul sebagai pusat penyebaran agama Islam dari dua kota ini sangat mempengaruhi penyebaran agama Islam hingga di belahan timur Indonesia seperti Maluku.
Kota yang menjadi tonggak penyebaran agama Islam di area pelabuhan adalah Demak, Demak juga dipusatkan sebagai suatu kota yang sangat berkesan dalam penyebaran agama Islam pusat perkembangan agama Islam di Demak sangatlah pesat karena menjadi daerah perdagangan yang sangat ramai diminati oleh masyarakat. Kota-kota pelabuhan di jawa barat lainnya adalah Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten sebagai salah satu potensi daerah penyebaran hasil bumi. Bagi Demak usaha menanamkan Islam di Jawa barat tidak bisa dipisahkan antara tujuan politik dan ekonomi karena Peran Raja di Demak sangatlah besar yaitu sebagai pengatur dan melindungi agama.
Masuknya Islam di Jawa yang sangat mendasar contohnya adalah membewa perubahan-perubahan termasuk akulturasi budaya Jawa dan perkembangan kebudayaan antara Islam dengan budaya Jawa itu sendiri, akhirnya masyarakat Jawa berpandangan bahwa antara Islam dengan kebudayaan Jawa itu saling melekat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan sampai kapanpun karena antara Islam dan budaya Jawa itu sangat berterkaitan, Islam adalah agama sepanjang zaman (universal) dan Islam suatu agama yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAWmereka beranggapan bahwa Islam itu tidak kaku, Islam terkenal dengan kedamaiannya dan luwes dalam menyampaikan isi dari Islam, tidak memberatkan pengikutnya selalu meminimalisir beban.
Dalam rentan waktu sekitar delapan ratus tahun, agama Islam belum juga tersebar luas dan hanya dapat dianut oleh sebagian kecil masyarakat nusantara meskipun para saudagar telah datang sejak 674 M. Membangun jalu hubungan dagang, namun meluasnya Islam di pelosok nusantara ada setelah kemunculan Walisongo. Masuknya Islam ke Jawa yang dilakukan secara damai dan di dalam penyebaran mengislamkan tanah Jawa maka ada suatu tokoh yang sangat terkenal dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa suatu tokoh yang berjumlah 9 orang yang disebut sebagai Walisongo. Walisongo berasal dari kata wali dan songo yang berarti sembilan wali. Peran Walisongo adalah sebutan wali yang mampu mengobarkan semangatnya berjuang demi mengislamkan pulau Jawa yang masih banyak sekali menganut tradisi nenek moyang. Walisongo sangat elegan dan sangat bagus memainkan dakwahnya, mereka mampu menerapkan pendekatan dan cara-cara yang persuasif sehingga tidak menimbulkan kekerasan, bentrokan dan kekacauan dalam menyebarkan agama Islam di dalam kehudupan masyarakat Jawa. Walisongo adalah suatu lembaga dakwah yang berisi tokok-tokoh penyebar Islam dalam usaha mereka mengembangkan Islam secara terorganisasi pada abad ke 15 dan 16 M.
1. Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel ( Raden Rahmat)
3. Sunan Giri ( Raden Paku )
4. Sunan Bonang ( Raden Maulana Malik Ibrahim )
5. Sunan Drajat ( Raden Syarifuddin )
6. Sunan Kalijaga ( Raden Mas Syaid )
7. Sunan Muria ( Raden Umar Said )
8. Sunan Kudus ( Jakfar Sadiq )
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Selalu mempertebal kimanan kepada Allah SWT.
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat maka para genersi muda harus selalu mempertebal ilmu baik ilmu pengetahuan, teknologi dan yang paling utama adalah ilmu agama agar dapat membentengi untuk arah globalisasi yang semakin cepat dan agar dapat menyaring berita yang bermanfaat saja bagi kehidupan perlu adanya pendidikan agama.
Selalu meninggikan nama Allah agar mendapat kemuliaan hidup di dunia dan diakherat kelak dan menekuni berbagai bidang sesuai yang ditekuni.
Mengembangkan jalinan silaturahmi dengan cara-cara bijaksana sehingga akan tercipta ukhuwah islamiyyah.
Diperlukan keahlian dalam menyampaikan kebaikan dan kebenaran dengan menggunakan cara-cara yang cerdas dan simpatik agar dapat diterima secara mudah oleh orang-orang awam yang menjadi sasaran berdakwah.
Dalam suatu situasi ataupun keadaan kita harus senantiasa menunjukan kepribadian yang luhur, serta menghindari diri dari sifat-sifat yang kurang terpuji.
Wah mantap kak salma, terimakasih ya infonya...sekarang jadi faham sejarah masuknya islam di tanah kelahiran😅
BalasHapusBaik sama-sama
HapusAlhamdulillah jika Kaka faham
Saya hanya perantara saja karena semua ilmu itu datang dari Allah SWT jika saya tidak menyalakan maka saya kira saya akan rugi ... Sebaik-baik orang adalah orang yg bermanfaat bagi orang lain ...hehe