MAQOMAT FAQR dan ZUHUD
Nama : Salma Nur Nafisah
Nim. : 193111007
Kelas. : 3A PAI
Mata kuliah : Akhlak dan Tasawuf
Dosen pengampu : Ahmad Muzakkil Anam, M.Pd.I.
Assalamualaikum wr. wb.
Kali ini aku akan membahas materi kuliah yang berkaitan dengan Maqomat Faqr dan Zuhud.
A. Maqamat tasawuf adalah tempat berdirinya sesuatu atau bisa juga diartikan sebagai derajat,maqamat tasawuf berarti suatu adab atau akhlak yang dicapai oleh seorang hamba melalui usaha yang sangat gigih yang dilakukan dalam rangka mencapai tingkatan peringkat-peringkat yang telah dilalui atau dicapai. maqamat tasawuf adalah suatu yang menjadi tingkatan kedudukan isi dari capaian dalam beribadah ada banyak maqamat tasawuf dan banyak juga ulama yang berbeda-beda pendapat tentang jumlah dari maqamat tasawuf itu sendiri. Maqamat tasawuf secara umum terdiri atas 10 maqam yaitu : Al Taubah, Al Zuhud, Al Sabar, Al Faqr, Al tawadhu', Al taqwa, Al tawakkal, Al ridla, Al mahabbah dan Al ma'rifat.
B. Faqr.
Al-faqr adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak meminta sesuatu yang lain. Sikap mental al-faqr merupakan benteng dimana melakukan sesuatu yang akan menghadapi suatu itu berpengaruh kehidupan materi.
Menurut imam Al Ghazali faqr dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faqr umum merupakan hajat keinginan manusia untuk menciptakan dan yang menjaga eksistensinya. Faqr ini adalah faqr seorang hamba kepada Tuhannya , sikap seperti itu hukum nya wajib karena menjadi sebagaian iman san sebagai buah dari Ma'rifat.
2. Faqr Muayyad adalah kepentingan yang menyangkut kehidupan manusia seperti uang yang belum dimiliki atau dengan kata lain keperluan manusia dapat di penuhi oleh selain Allah.
C. Dalil Faqr.
Ada dalam surat Al Baqarah ayat : 177.
*QS. Al Baqarah (2) : 177*
لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ ﴿١٧٧﴾
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
D. Pengertian Zuhud.
Secara bahasa Zuhud berarti tidak tertarik pada sesuatu dan meninggalkannya. Mengosongkan diri dari perangai yang tercela menuju suatu yang terpuji dan menjauhkan diri dari kemurkaan Tuhan, senantiasa fokus pada akherat dan meninggalkan dunia, membatasi keinginan -keinginan yang ada di dunia demi menuju akhirat yang kekal.
E. Dalil tentang Zuhud.
Surat Al - A'la ayat 16-17
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ۖ
bal tu`siruunal-hayaatad-dun-yaa
"Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,"(16)
وَا لْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ وَّ اَبْقٰى ۗ
wal-aakhirotu khoiruw wa abqoo
"padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal."(17).
F. Penerapan zuhud dalam kehidupan.
1. Selalu bersyukur atas nikmat Allah.
2. Selalu menjalankan harta dijalan Allah
3. Tidak bermewah-mewahan
4. Selalu sederhana.
5. Lebih mencintai Allah dari pada diri sendiri.
6. Tidak boros dan berfoya-foya
7. Bekerja Dan beribadah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai ridho Allah.
Opini.
Faqr dan Zuhud adalah 2 dari beberapa maqamat atau tingkatan dalam tasawuf, faqr mula nya merupakan sikap seseorang yang tidak menuntut lebih banyak senantiasa cukup terhadap pemberian dari Allah sifat manusia yang baik dan mampu menjadi tonggak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam sikap tersebut terdapat juga rasa syukur akan merasa cukup dari seseorang kepada yang Maha memberi rezeki entah rezeki dalam bentuk apapun itu. Manusia itu tidak punya apa-apa aslinya hanya saja nasib dari Allah SWT yang menjadikan manusia itu punya segalanya contoh orang kaya mereka punya segalanya dalam kehidupannya untuk membeli apa-apa mudah dan juga ketika orang yang hanya di beri rezeki sedikit mereka juga mendapat rezeki dari Allah hanya saja kapasitasnya itu berbeda maka dari itu sebagai orang yang beriman kita harus selalu bersyukur karena tanpa diberi oleh Allah kita tidak mungkin dapat semua itu dan senantiasa rendah hati tidak sombong karena sombong merusaknya jiwa manusia, buat apa sombong apa yang pantas kita sombong kan ? Itu semua hanya milik Allah itu semua hanya titipan boleh saja kita jugakan untuk yg baik dan banyak pula manusia yang menggunakan nya untuk yang buruk, karena sewaktu-waktu harta kita itu akan di ambil oleh Allah kita hanya dititipi.
Zuhud adalah memerangi suatu yang tercela menuju suatu tempat yang terpuji yang diridhoi oleh Allah SWT, berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak sekali yang berpendapat di zaman dahulu mengenai Zuhud adalah suatu sikap yang dilakukan oleh seseorang untuk meninggalkan dunia untuk menuju akhirat yang kekal abadi namun sikap itu diganti dengan menyeimbangkan antara dunia dan akhirat di era sekarang jika kita hanya mencari akherat tidak akan mungkin kita mempertahankan kehidupan mesthilah perlu makan minum pakaian tempat tinggal dan lainnya maka dari itu dalam surat Al Qoshos ayat 77 menerangkan kita harus menyeimbangkan antara dunia dan akhirat karena jika kita ibadah lain selain sholat dan puasa contoh zakat, infaq dan shodaqoh perlu materi untuk itu maka dari itu sebagai manusia kita perlu bekerja mencari uang untuk ibadah yang lain.
Maka dari itu sebagai manusia kita harus selalu menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kelak, karena kehidupan dunia adalah kunci kehidupan akherat kelak apa yang kita tanam didunia akan kita unduh, akan kita petik dan akan kita pertanggung jawabankan di akhirat kelak, seorang mementingkan dunia saja tanpa akherat itu tidak baik dan seorang yang mementingkan akherat saja itu juga tidak baik seperti di dalam Q.S Al Qoshos ayat 77 kita diperintah carilah negeri akherat dan jangan sampai manusia meninggalkan kehidupan nya di dunia karean Allah tidak suka orang yg berbuat kerusakan jadi sebagai manusia kita diwajibkan untuk selalu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
Demikian yang dapat saya sampaikan terima kasih 🙏😊
Sampai jumpa lagi .... Ilaa liqo'i.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi
Wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar