Materi dan Metode Pembelajaran Akidah-Akhlak MTs
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hallo apa kabar teman-teman
Nama : Salma Nur Nafisah
Nim. : 193111007
Kelas. : 5A PAI
"Saya akan menjelaskan mengenai materi dan metode pembelajaran Akidah-Akhlak di MTs"
MAKALAH
Materi dan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlaq MI dan MTs
Dosen Pengampu : Ahmad Muzzakil Anam, M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok 4
Salma Nur Nafisah (193111007)
Salsabila Setya Ine Agistari (193111024)
Risda Retno Aji Puspa Utami (193111028)
Nanda Fatmawati Abdillah (193111032)
Kelas PAI 5A
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan petunjuk sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik yang berupa makalah dengan judul “ Materi dan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Akidah Akhlaq Mi dan MTs”. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima kasih kepada:
Prof. Dr. H . Mudhofir Abdullah, S. Ag., M. Pd., selaku Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta
Prof. Dr. H .Baidi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah.
Dr. Fauzi Muharom, M. Ag., selaku wakil dekan bidang akademik, kemahasiswaan, kelembagaan dan kerjasama.
Drs. Suluri, M. Pd., selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.
Ahmad Muzzakil Anam, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Aqidah Akhlak Mi dan MTs
Kedua Orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan do’a yang tulus sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini.
Kakak dan Adik tercinta yang selalu mendukung, menghibur dan memotivasi kepada penulis agar makalah ini dapat terselesaikan.
Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Agama Islam 5A UIN Raden Mas Said Surakarta yang senantiasa memberi semangat kepada penulis.
Almamater UIN Raden Mas Said Surakarta,yang memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah.
Pihak-pihak lain yang telat berjasa baik secara langsung maupun tidak langsung membantu kelancaran dalam penulisan makalah.
Klaten, 12 Oktober 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
Tujuan Pembelajaran 3
Materi Pembelajaran 5
Metode Pembelajaran 8
Langkah – Langkah Pemilihan Tujuan 16
Materi Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs 18
Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs 22
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pembelajaran Agama di Madrasah yang berbasis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum Aqidah Akhlaq di Madrasah sesuai dengan kebutuhan daerah/Madrasah.
Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di Madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan. Yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlaqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan dari pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs?
2. Bagaimana materi pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs?
3. Bagaimana metode pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs?
4. Bagaimana langkah-langkah pemilihan tujuan, materi dan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
Untuk mengetahui materi pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
Untuk mengetahui metode pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
Untuk mengetahui langkah-langkah pemilihan tujuan, materi dan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran PAI
Tujuan pembelajaran atau instructional objestive adalah suatu perilaku hasil pembelajaran yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Dalam pembelajaran PAI tujuan pembelajaran PAI merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga akidah peserta didik agar tetepa kokoh dalam kondisi apapun, dalam pembelajaran pendidikan agama Islam selalu berusaha untuk dapat menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai ajaran agama Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits serta otentitas keduanya sebagai sumber ajaran agama Islam. Dengan mengutamakan kesatuan iman, ilmu dan amal dalam kehidupan sehari-hari pendidikan agama Islam serta berusaha mengembangkan dan membentuk kesalehan individu dan kesalihan sosial.
Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi landasan dan moral etika dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat. Pendidikan agama Islam terus menggali, mengembangkan dan mengambil pelajaran dari nilai akidan dan akhlak dalam menjaga budi pekerti yang baik. Penanaman akhlak yang baik menghadirkan nilai pemahaman yang tinggi, membuka sikap kemasyarakatan hingga adanya toleransi antara individu dan kelompok serta semangat menjaga ukhuwah islamiyah.
Tujuan Pembelajaran Secara Umum
Dalam suatu pembelajaran selalu terdapat tujuan pembelajaran, dimana tujuan pembelajaran merupakan suatu yang harus dicapai auatu keinginan, cita – cita dalam proses pembelajaran. menurut Nana Sudjana dan Wri Suwarni (1991) dalam Sobry Sutikno (2013) menayakan bahwa tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah melewati pengalaman belajar. Terdapat beberapa aspek dalam hal tersebut yakni : aspek pengetahuan (Kognitif), sikap (Afektif) dan keterampilan (Psikomotorik).
Suatu proses pembelajaran semua dirancang untuk memiliki tujuan khusunya tujuan pembelajaran sendiri, karena jika tidak ada tujuan pembelajarannya maka suatu pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, tanpa kepastian, tidak mempunyai arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan. Semakin jelas dan terstuktur tujuan pembelajaran ini semakin baik karena proses pembelajaran lebih mudah dilakukan serta dalam menentukan alat pembelajaran dan cara mencapainya semua butuh tujuan pembelajaran.
Pentingnya Perumusan Tujuan
Proses pembelajaran dinilai baik apabila terdapat tujuan dari proses pembelajaran, terkadang terdapat guru yang hanya menganggap bahwa proses mengajar hanyalah transfer ilmu da materi saja kepada peserta didiknya namun nyatanya tidak seorang guru harus bisa menyampaikan materi dan harus peduli akan kefahaman peserta didiknya. Sebab mengajar bukan hanya transfer ilmu dan materi saja tetapi mengajar adalah proses memahamkan peserta didik dan mengukur tingkat pengetahuan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian proses keberhasilan dalam mengajar ditentukan oleh bagaimana aktivitas siswa dalam mempelajari bahan ajar dan sebanyak materi yang telah dikuasai mampu mempengaruhi pemikirannya.
Bloom (1976) dalam M. Sobry Sutikno (2013) membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap dan nilai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual, yakni:
Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari;
Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal;
Penerapan adalah kemampuan dalam menerapkan prinsip dan aturan yang telah dipelajari sebelumnya;
Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami;
Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti;
Penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria tertentu.
B. Materi Pembelajaran
Pengertian Materi Pembelajaran
Menurut Isdisusilo, Materi pembelajaran merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, materi yang ditentukan harus sesuai dengan materi yang benar-benar menunjang tercapainya kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator.
Menurut National Centre for Competency Based Training, Materi pembelajaran atau bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik atau instruktor dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Wena, materi pembelajaran merupakan paket pembelajaran yang didalamnya berisi satu topik atau unit materi pelajaran.
Jadi, Materi Pembelajaran adalah salah satu sumber belajar atau seperangkat materi yang telah disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis yang didalamnya berisi pesan dalam bentuk konsep, definisi, prinsip, konteks atau isi, fakta atau data, nilai, proses, kemampuan dan keterampilan sehingga menciptakan lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pembelajaran ini merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis Materi pembelajaran secara terperinci memuat pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. Terdapat jenis aspek dan ruang lingkup dalam jenis-jenis bahan ajar atau materi pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs, yaitu :
Aspek Aqidah
Meliputi dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah SWT., al-asma’ul al-husna, Iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir dan Qada Qadar.
Aspek Akhlaq Terpuji
Meliputi taubat, taat , istiqamah dan ikhlas, ikhtiyar, tawakkal, qana’ah, sabar dan syukur.
Aspek Akhlaq Tercela
Meliputi Riya’ dan nifaq, ananiyah, putus asa, gadab dan tamak, dendam, gibah, fitnah dan namimah, perilaku menyimpang dalam pergaulan remaja.
Aspek Adab
Meliputi Adab Shalat dan Dzikir, adab membaca al-Qur’an dan berdo’a, adab kepada orang tua dan guru, adab bersosial media, adab bergaul dengan saudara, teman dan tetangga, adab berjalan, makan dan minum serta berpakaian.
Aspek Kisah Teladan
Meliputi Nabi Sulaiman a.s., Nabi Ibrahim a.s., karamah maunah dan Irhas, nabi Musa a.s., Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a dan Aisyah r.a., Usman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib Karromallahu wajhah.
Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
Prinsip Relevansi
Materi pembelajaran seharusnya ada hubungannya atau relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Prinsip Konsistensi
Apabila kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada 4 macam, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi 4 macam itu.
Prinsip Kecukupan
Materi yang diajarkan sebaiknya cukup memadai dalam membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Jadi materi pembelajaran itu tidak boleh terlalu sedikit karena akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan juga tidak boleh terlalu banyak karena akan membuang-buang tenaga dan waktu yang tidak diperlukan untuk mempelajarinya.
Langkah-Langkah Pemilihan Materi Pembelajaran
Dalam memilih materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh pendidik dan dipelajari oleh peserta didik tentu harus berisikan materi atau bahan ajar yang menunjang untuk tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, langkah-langkah pemilihan materi pembelajaran adalah :
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran, perlu identifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai atau dipelajari peserta didik terlebih dahulu. Setiap aspek standar kompetensi itu perlu materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Materi pembelajaran dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip dan Prosedur. Yang termasuk kedalam jenis materi fakta adalah peristiwa, sejarah, nama-nama obyek, nama tempat, lambang, nama orang, dan sebagainya. Yang termasuk kedalam jenis materi konsep adalah definisi, pengertian, komponen atau bagian, ciri khusus.Yang termasuk Materi prinsip adalah dalil, rumus, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika...maka...”. Yang termasuk jenis materi prosedur adalah materi yang berkaitan dengan langkah-langkah sistematis dalam mengerjakan suatu tugas.
Memilih sumber materi pembelajaran atau bahan ajar
Setelah memilih jenis materi, selanjutnya adalah menentukan sumber bahan ajar atau materi pembelajaran yang dapat kita temukan dari berbagai sumber bahan ajar, diantaranya buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal, ahli bidang studi, internet, dsb.
Metode Pembelajaran
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode belajar sebagai motivasi dalam diri manusia untuk mencapai keberhasilan atas pembelajaran yang bersifat kejelasan, urgensi, pendalaman dan pengembangan. Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”.(Sudrajat, 2008) Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan Metode pembelajaran menurut beberapa ahli yaitu
Menurut Reigeluch , Metode Pembelajaran adalah mempelajari sebuah proses yang mudah diketahui, diaplikasikan dan diteorikan dalam membantu pencapaian hasil belajar.
Menurut Ahmadi & Prasetya, Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.
Dalam hal ini dapat disimpulkan metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, karena metode pembelajaran tidak semua cocok untuk semua pembelajaran melainkan harus sesuai dengan kondisi siswa, fasilitas, materi yang akan diajarkan. Dan jika metode pembelajarannya cocok maka tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Syarat Syarat Metode Pembelajaran.
Terdapat beberapa syarat metode pembelajaran yaitu
Metode Pembelajaran yang digunakan harus dapat membangkitkan semangat serta bakat minat siswanya
Metode pembelajaran yang digunakan harus dapat membuat siswa terus belajar lebih lanjut
Metode pembelajaran yang digunakan harus dapat mengembangkan potensi siswa
Metode Pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
Metode Pembelajaran yang digunakan harus dapat mencapai tujuan pembelajaran secara umum.
Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan Metode Pembalajaran secara umum yaitu tercapainya tujuan pembelajarn, dan tujuan metode pembelajaran yag lain yaitu:
Membantu siswa mengembangkan kemampuan pribadinya sehingga dapat menggunakan alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalahnya.
Membantu dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Memudahkan dalam mencari, menguji, dan menyusun data yang diperlukan dalam upaya mengembangkan suatu ilmu pengetahuan.
Mempromosikan proses pembelajaran dengan hasil terbaik untuk mencapai tujuan pengajaran.
Memberikan pembelajaran ke arah yang diinginkan secara cepat, tepat, dan sesuai dengan yang diharapkan.
Proses pembelajaran dapat dilakukan dalam suasana yang lebih menyenangkan. dan positif sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi.
Macam Macam Metode Pembelajaran
Metode Ceramah
Pengertian
Ceramah menurut bahasa adalah pengajaran dari seorang pengajar menggunakan lisan kepada siswa ataupun peserta didik didalam kelas. Sehingga alat utamanya yaitu berbicara, sehingga kegiatan belajar peserta didik yang paling pokok yaitu mendengarkan dengan seksama dan teliti serta mencatat poin poin penting yang diajarkan oleh guru. Dalam hal ini guru mengabaikan pertanyaan peserta didik walaupun muncul pada benak peserta didik pertanyaan, namun bukan itu pelaksanaan utamanya.
Ceramah menurut istilah yang dikemukakan oleh Armai Arif adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada peserta didik atau khalayak ramai. Pengertian ini mengarahkan bahwa metode ceramah menekankan pada sebuah pemberian materi pembelajaran dengan cara penuturan lisan.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut dengan metode ceramah adalah salah satu cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan satu arah dari seorang pengajar kepada para pelajar.
Jadi metode ceramah adalah metode ceramah adalah metode yang memberikan penjelasan-penjelasan sebuah materi. Biasa dilakukan di depan beberapa orang peserta didik.
Kelebihan
Biaya dibutuhkan murah, karna bisa mencangkup peserta didik dengan jumlah banyak dengan 1 pengajar dalam ruangan.
Pelaksanaan mudah, karena hanya menggunakan lisan.
Cakupan materi yang didapatkan luas
Suasana kelas kondusif dan terkontrol
Konsep materi ditampilkan secara hierarki
Kekurangan
Sedikitnya waktu berdiskusi untuk memecahkan masalah
Bertumpu hanya 1 arah, sehingga proses penyerapan pengetahuan kurang.
Minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan.
Situasi kelas monoton sehingga peserta didik dapat mudah bosan.
Sulit mendeteksi tingkat kepahaman peserta didik.(Wirabumi, 2020)
Langkah langkah
Melakukan pendahuluan seperti memulai kelas dengan menatap muka peserta didik, menjelaskan tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar peserta didik, menjelaskan setelah pokok pokok materi yang akan dipelajari, memberikan pertanyaan yang dapat mengundang perhatian mereka, melakukan langkah penyajian materi.
Memelihara perhatian peserta didik selama pelajaran berlangsung, seperti
Sistematis dalam penyampaian, menggunakan media pembelajaran yang varatif, menyampaikan materi dengan jelas dan menarik, bergerak tidak teropaku dimeja atau tempat tertentu.
Melakukan penutup seperti mengambil kesimpulan dari pelajaran yang disampaikan, melakukan evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran.
Metode Simulasi
Pengertian
Menurut Hasibuhan dan Moedjiono Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja).
Jadi pembelajaran ini menekankan pada latihan praktek atau perbuatan untuk melaksanakan tugas yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari.
Kekurangan
Efektifitasnya dalam memajukan belajar belum dapat dilaporkan oleh riset.
Validitas simulasi masih banyak diragukan orang;
Menuntut imajinasi dari guru dan siswa.
Kelebihan
Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi;
Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
Memvisualkan hal-hal yang abstrak.
Tidak memerlukan ketrampilan komunikasi yang pelik.
Memungkinkan terjadinya interaksi antarsiswa. Kekurangan dan kelebihan metode simulasi ini menurut Hasibuhan dan Moedjiono.
Langkah Langkah
Menurut Hasibuhan dan Moedjiono
Mentukan topik serta tujuan.
Guru memberikan gambaran garis besar kepada peserta didik, materi yang akan disimulasikan.
Guru memimpin dan mengorganisasikan kelompok.
Pemilihan pemegang peranan.
Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan
Dilakukan.
Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada
kelompok dan pemegang peranan.
Melakukan simulasi guru mengamati.
Evaluasi dan pemberian feed back
Pengulangan.
Metode Discovery Learning
Pengertian
Discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Dan Menurut Djamarah Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Peran guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah dengan bimbingan guru.
Kekurangan
Tidak efektif untuk mengajar dalam kelas besar.
Harus adanya persiapan mental dari siswa
Kurang memperhatikan diperolehnya nilai ketrampilan dan sikap
Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang
penuh arti. Penemuan masalah dapat bersifat membosankan
Kelebihan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐keterampilan dan proses‐proses kognitif,
Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi,
Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia karena siswa berhasil melakukan penelitian.
Langkah Langkah
identifikasi kebutuhan siswa;
seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep
dan generalisasi pengetahuan;
seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
membantu dan memperjelas (tugas/ problema yang akan dipelajari,
peranan masing-masing siswa).
mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan
dipecahkan dan tugas–tugas siswa.
memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa.
memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Metode Diskusi
Pengertian
Metode diskusi menurut Suryosubroto adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.
Kekurangan
Diskusi menghabiskan waktu yang lebih banyak.
b) Pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan
diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka
kecenderungannya mereka tidak mau diskusi
maka kecenderungannya diskusi.
Kelebihan
Menurut Armai Arief
Situasi di kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti : sikap toleransi, demokrasi, berfikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik
Langkah Langkah
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Menentukan dan merumuskan masalah.
Membuat kelompok diskusi.
Memberikan arahan sebelum diskusi dimulai.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan gagasannya.
Memaparkan hasil diskusi.
Menyimpulkan hasil diskusi.(1.1, 1967)
Metode Bercerita
Pengertian
Metode mendongeng adalah metode menyampaikan materi pembelajaran lisan berbentuk cerita dari guru ke anak untuk mendidik. Dalam pelaksanaan kegiatan berceritan dengan mencoba perkenalkan, berii informasi atau penjelasan hal hal baru dalam rangka pembelajaran dan juga dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar.
Kelebihan
Menurut Dhien dkk 2007
Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak.
Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efesien.
Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana.
Guru dapat menguasai kelas dengan mudah.
Secara efektif tidak banyak memerlukan biaya.
Kekurangan
Menurut Dhien dkk 2007
Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru
Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan anak untuk mengutarakan pendapatnya
Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami.
Apabila lama kelamaan, peserta didik akan merasakan bosan.
Langkah-Langkah Pemilihan Tujuan, Materi Dan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs
Setelah mengetahui tujuan, materi dan metode dari pembelajaran, dalam proses pembelajaran aqidah akhlak ini juga perlu diperhatikan langkah-langkah/ strategi dalam pemilihan tujuan, materi dan metode pembelajaran aqidah akhlak di mts yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, di antaranya yaitu:
1. Memberi teladan yang baik
Pendidikan melalui teladan termasuk salah satu cara pendidikan dengan memberikan contoh yang baik kepada anak didik, mereka di sekolah lebih cenderung mencontoh gurunya dalam tingkah laku dan perbuatan serta menjadikan guru sebagai suri tauladan dalam segala hal. Muhammad Abdul Qadir mengatakan banyak sifat-sifat, akhlak, nilai-nilai dan sikap yang tidak dipelajari oleh murid-murid kecuali contoh teladan pendidik yang menjadi panutan mereka.
Oleh sebab itu guru atau pendidik itu memegang peranan penting dalam bentuk siswa untuk berpegang teguh kepada agama, baik aqidah maupun tingkah lakunya di dalam kelas dan di luar kelas, sehingga siswa berada di jalan lurus dan selalu mengerjakan yang baik yang diridhai Allah SWT. Teladan ini merupakan salah satu strategi yang berpengaruh dalam menanamkan nilai aqidah dalam jiwa anak dan membina akhlaknya. ”Rasulullah dalam membina umatnya ke jalan yang benar selalu dengan suri teladan”. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 2:
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu telah ada suri teladan yang baik bagimu”.
Rasulullah SAW sejak kecil telah memberikan teladan yang baik bagi umat manusia, ia seorang yang jujur, rajin, sopan santun, membenci kemusyrikan dan sebagainya. Ini merupakan contoh yang patut diikuti oleh umat Islam. Dengan demikian orang tua atau guru yang menanamkan pendidikan aqidah dan pembinaan akhlak anak senantiasa harus memberikan contoh teladan, sehingga jiwa anak akan terisi dengan nilai-nilai Islami.
2. Penciptaan suasana yang positif
Dalam pelaksanaan strategi ini hendaknya guru maupun orang tua tanggap akan adanya berbagai situasi dan kondisi yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru tidak boleh memaksa muridnya untuk mengikuti pelajaran pada kondisi tertentu,maka dalam hal ini kalau kita melihat murid sudah mulai bosan maka kita harus menyampaikan pelajaran dengan metode yang disenangi murid seperti metode bercerita. Jangan sekali-kali memberikan ancaman ataupun hukuman karena hal semacam ini bisa membuat anak didik membenci materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. Ajaran Islam memberikan prioritas pada upaya menggugah suasana gembira dibanding ancaman dan hukuman.
Hukuman bukan cara pendidikan yang mutlak diberikan karena cara seperti ini besar kemungkinan akan menyebabkan anak-anak semakin mendorong untuk melakukan kesalahan lebih besar lagi. Tetapi guru bisa memberi teguran yang sederhana dan teguran bernasehat. Para pakar pendidikan muslim meyakini bahwa teguran tidak langsung perlu ada dalam metode pengajaran jika murid menunjukkan perilaku yang tidak teratur.
Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua umat Islam bertanggung jawab terhadap pendidikan. Dalam memberikan pemahaman dan pembinaan pendidikan aqidah akhlak tidak boleh dibarengi dengan hukuman dan ancaman sebaliknya kita harus mampu menggugah perasaan senang dan gembira kepada anak didik. Seorang pendidik hendaknya memberikan motivasi kepada anak didik sehingga ia merasa senang dalam mempelajari pelajaran yang diajarkan.
Dalam menanamkan nilai-nilai Islami ke dalam jiwa seseorang harus dilakukan dengan cara-cara yang mudah dimengerti apalagi kalau pendidikan aqidah akhlak, seorang guru harus pandai menerapkan metode yang cocok yang disenangi oleh murid. Dengan demikian anak akan lebih bergairah dalam mempelajari pendidikan aqidah akhlak yang diajarkan dan materi yang diajarkan lebih mudah diterima oleh murid.
Materi pembelajaran akidah akhlak kelas VII Mts.
AKIDAH ISLAM
Pengertian Akidah
Akidah secara bahasa berasal dari kata ‘aqaada yang mempunyai arti ucapan atau perjanjian sedangkan akidah Islamiyah adalah keyakinan terhadap Allah sebagai tuhan yang wajib disembah dan wajib kita mengetahui sifat-sifatnya.
Firman Allah Q.S An-Nahl : 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ
عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْن
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Secara istilah akidah merupakan beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati yang mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan dan tidak tercampur sedikitpun. Akidah berarti sebuah urusan yang secara umum dapat diterima kebenarannya oleh akal pikiran manusia dan berdasarkan pada wahyu Allah Swt.
Dapat disimpulkan bahwa akidah Islam adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam. Lalu dasar-dasar ajaran agama Islam tersebut wajib dipegang teguh oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Dalam berakidah jangan setengah-setengah harus mantap dengan sepenuh hati. (Q.S. Al-Baqarah : 208).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.(Sragen, 2020)
Dasar Akidah Islam.
Akidah Islam adalah suatu yang harus ada dan suatu yang pokok pada keyakinan karena itu ajaran agama Islam, berikut merupakan sumber dari Akidah Islam :
Al-Quran
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril dengan cara muttawatir dan membacanya bernilai ibadah. Dalam turunnya Al-Qur’an tidaklah semua berbarengan langsung satu mushaf akan tetapi dalam turunnya ayat berangsur-angsur, diberikan kepada Nabi Muhammad untuk umatnya berisi keesaan Allah, tentang kenabian, iman pada yang gaib, malaikat, kitab-kitab, surga, neraka, hari kebangkitan dll.
Firman Allah Swt. Q.S. An-Nisa : 80
مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنْ تَوَلّٰى فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ
Barang siapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.
Firman Allah Swt. Q.S. Al-Ikhlas : 1-4
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah tempat meminta segala sesuatu.
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Hadits
Sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an adalah Hadits. Hadits merupakan suatu yang bersumber dari Rosullah baik berupa segala ucapan, perkataan, perbuatan, serta taqrir atau ketetapan diamnya Rosulullah Saw.
Firman Allah Swt. Q.S. An-Najm 1-4.
وَالنَّجۡمِ اِذَا هَوٰىۙ
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوٰى
وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰى
اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ
Demi bintang ketika terbenam,
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru,
dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya.
Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),(Mukarom & Ngatiman, 2019)
Beberapa alasan hadits dijadikan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an adalah :
Hadits merupakan segala ucapan Rosulullah saw berdasarkan petunjuk wahyu dari Allah Swt. (Q.S. Al-Haqqah : 44-46)
وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ الۡاَقَاوِيۡلِۙ
لَاَخَذۡنَا مِنۡهُ بِالۡيَمِيۡنِۙ
ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ الۡوَتِيۡنَ
44. Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
45. pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya.
46. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.
Allah Swt memberikan petunjuk kepada manusia agar mengikiti kebenaran yang disampaikan kepada Rosulullah Saw (Q.S. Al-Hasyr : 7)
مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ
وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ
عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
Apa yang disampaikan rosulullah kepada manusia merupakan petunjuk hidup dari Allah Swt. Termasuk akidah Islam, untuk itu setiap manusia yang mengaku beriman kepada rosul wajib mengikuti akidah yang diajarkan oleh Rosulullah Saw.(T & H, 2009)
Hadist berfungsi sebagai penjelas ayat yang ada di dalam Al-Qur’an .Q.S An-Nisa : 36
Tersebut berisi penyembah kepada Allah saja dan larangan menyekutukan Allah dengan suatu yang lain, tetapi tidak menjelasan cara menyembah Allah Swt. Dan bagaimana kriteria yang tergolong menyekutukan Allah, maka dari itu tata cara menyembah Allah dan bentuk bentuk menyekutukan Allah terdapat dalam hadits.
Tujuan mempelajari Akidah Islam.
Untuk megetahui petunjuk hidup yang benar yakni yang nantinya dapat membedakan baik danruk, benar dan salah.
Untuk menghidndari diri dari kehidupan yang sesat.
Untuk menambah dan mengembangkan dasar ketuhanan sejak lahir.
Untuk memberikan pedoman hidup yang pasti dan pegangan yang kuat agar dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Untuk menjaga diri dari kemusyrikan.
Untuk menambah ketebalan iman serta mencintai Allah dan rosulnya.(Mirza, 2011)
Manfaat mempelajari akidah Isamiyah.
Dapat memperoleh petunjuk hidup yang benar sesuai dengan kehendak Allah swt. Yang telah menciptakan alam semesta termasuk diri kita.
Selamat dari pengaruh kepercayaan orang lain yang hanya akan membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran.
Memperoleh ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai hubungan batin yang sangat dekat sekali dengan Allah swt.
Tidak mudah terpegaruh dengan kemewahan dunia karena kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang kekal di akherat.
Mendapatkan jaminan surga dan selamat dari api neraka apabila benar-benar berpegang terhadap akidah Islam yang sempurna.
Perilaku orang yang mengimani akidah Islam.
Beribadah dengan hati yang ikhlas tanpa terpakasa dan terbebani
Berusaha sungguh-sungguh memurnikan niat dan beribadah kepada Allah swt.
Menghindari dari kemusyrikan.
Berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, berbuat baik kepada orang tua dan berbuat baik kepada sesama manusia.(Hidayat et al., 2011)
F. Metode Pembelajaran
Dalam materi Aqidah Akhlak mengenai Akidah Islam, pembelajaran menggunakan metode Ceramah. Menurut Djamarah, Metode Ceramah adalah secara lisan siswa disampaikan informasi mengenai materi pembelajaran. Metode ini sudah ada dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sejak dahulu. Dipilihnya metode ceramah ini dikarenakan peserta didik harus diberi penjelasan dari pendidik terlebih dahulu agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik dan benar.
Kemudian juga perlu adanya metode tanya jawab. Metode tanya jawab ini penting sekali dilakukan agar interaksi antara pendidik dan peserta didik juga dapat terjalin. Dengan adanya metode tanya jawab ini, peserta didik juga akan belajar untuk berfikir kritis mengenai materi Akidah Islam ini pada kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
Setelah menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dalam materi Akidah Islam ini juga perlu adanya penugasan dengan menggunakan teknik information search mengenai materi dari berbagai sumber materi tentang akidah Islam dan kemudian juga mendiskusikan dengan temannya mengenai materi ini agar ilmu yang dimiliki peserta didik juga akan bertambah. Penggunaan metode ini bertujuan agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan dan peserta didik dapat lebih memahami materi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pembelajaran PAI tujuan pembelajaran PAI merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga akidah peserta didik agar tetepa kokoh dalam kondisi apapun, dalam pembelajaran pendidikan agama Islam selalu berusaha untuk dapat menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai ajaran agama Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits serta otentitas keduanya sebagai sumber ajaran agama Islam.
Materi Pembelajaran adalah salah satu sumber belajar atau seperangkat materi yang telah disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga menciptakan lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Materi Pembelajaran Aqidah Akhlak terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek aqidah, aspek akhlak terpuji, aspek akhlak tercela, aspek adab, dan aspek kisah teladan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya Metode Ceramah, Metode Simulasi, Metode Discovery learning, Metode Diskusi.
Langkah-langkah atau strategi dalam pemilihan tujuan, materi dan metode pembelajaran aqidah akhlak di mts yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, di antaranya yaitu: Memberi teladan yang baik, dan penciptaan suasana yang positif. Misalnya dalam materi Akidah Islam di Kelas 7 MTs mencakup pengertian akidah Islam, Dasar Akidah Islam, Tujuan mempelajari Akidah Islam, Manfaat mempelajari akidah Isamiyah, Perilaku orang yang mengimani akidah Islam. Untuk materi ini bisa menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya.
Saran
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembacanya dengan begitu akan lebih mengetahui dan memiliki wawasan yang lebih mengenai Tujuan, Materi dan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs. Selanjutnya, dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi tata penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan ada masukan maupun kritik yang bersifat membangun agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1.1. (1967). 済無No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 43–55.
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. In Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT) (Vol. 392, Issue 2). https://doi.org/10.1007/s00423-006-0143-4
Ana, N. Y. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 18(2), 56. https://doi.org/10.24036/fip.100.v18i2.318.000-000
Dewi, E. R. (2018). Metode Pembelajaran Modern Dan Konvensional Pada Sekolah Menengah Atas. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, Dan Pembelajaran, 2(1), 44. https://doi.org/10.26858/pembelajar.v2i1.5442
Hidayat, Rachmat, & Hendriyana. (2011). Pendidikan Agama Islam. Pusat Kurikulum dan Pembukuan.
Lafamane, F. (n.d.). ( Pendapat Para Ahli ) Felta Lafamane Abstrak Syarat-Syarat Metode Pembelajaran.
Mirza. (2011). Akidah Akhlak MTs kelas VII. Pustaka Press.
Mukarom, R., & Ngatiman. (2019). Akidah Akhlak VII MTs. AQILA, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Nikita, P. (2018). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam, Vol. 1(No. 2).
Pupu, F., & Sobry, S. (2007). Pembelajaran dalam Konsep Makna Umau dan Konsep Islami. Refika Aditama.
Sagala, S. (2011). Konsep, Tujuan dan Makna Pembelajaran. Alfabel.
Sragen, M. Mt. K. (2020). Akidah Akhlak. CV. Akik Pusaka.
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatanx. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran.
Susiba, S. (2020). Metode Pembelajaran Akidah Akhlak MI/SD. El-Ibtidaiy:Journal of Primary Education, 3(1), 55. https://doi.org/10.24014/ejpe.v3i1.9004
T, I., & H, D. (2009). Membangun Akidah dan Akhlak 1 Untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. PT. Tiga Serangaki Pustaka Mandiri.
Tambak, Sahraini. (2015). Metode Diskusi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 1–20. https://doi.org/10.25299/jaip.2015.vol12(1).1444.
Tambak, Syahraini. (2014). Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Tarbiyah, 21(2), 375–401.
Wirabumi, R. (2020). Metode Pembelajaran Ceramah. Annual Conference on Islamic Education and Thought, 1(1), 111.
Komentar
Posting Komentar