ALIRAN KALAM MATURIDIYAH
ALIRAN KALAM MATURIDIYAH
A. A. PENGERTIAN MATURIDIYAH
Maturidiyah
merupakan aliran yang disandarkan pada Abu Mansur al-Maturidi. Aliran
Maturidiyah tergolong ahli sunnah. Pandangannya dalam soal kepercayaan
bersarkan pada pemikiran-pemikiran Imam Abu Hanifah. Nama Maturidi diambil dari
nama kota kelahiran tokohnya, yaitu Abu Mansur al-Maturidi. Aliran ini
menggunakan akal dalam analogi pemikiran dan penafsiran ayat, tetapi tidak
mutlak menggunakan akal sebagai penentu keputusan. Apabila pemikiran akal tidak
sesuai dengan syariat, kaum Maturidi menolaknya.
B. B. SEJARAH
MUNCULNYA ALIRAN MATURIDIYAH
Aliran
Maturidiyah lahir di Maturid, Samarkand dibawa oleh seorang yang bernama Abu
Mansur Muhammad Ibnu Mahmud al-Maturidi. Al-Maturidi dibesarkan ditengah-tengah
pertentangan yang sangat tajam antara pengikut madzab haniafi dan Syafi’i dalam
bidang fikih. Kelahiran aliran ini sama dengan al-Asy’ariyah, bermula dari
ketidaksepahaman dan ketidakpuasan mereka pada golongan Mu’tazilah, yang
dianggap terlalu menggunakan akal. Pada saat itu, Samarkand berada pada saat
kemunduran akidah. Maturidiyah sama hal nya dengan Asy’ariyah, datang untuk
memenuhi kebutuhan mendesak yang mengajak masyarakat untuk meninggalkan kaum
rasionalis (Muktazilah) dan kaum tekstualis Hanabilah (pengikut Imam Ibnu
Hanbal).
C. C. BERDIRINYA
ALIRAN MATURIDIYAH
Maturidiyah
merupakan salah satu sekte dari pengikut Ahlussunnah Wal Jamaah. Pada awal
perkembangannya, Maturidi hanya mengikuti pendapat alirannya sendiri, kemudian
berkambang mengikuti ajaran madzhab Imam Hanafi. Aliran ini satu pemikiran
dengan aliran Asy’ariyah, tetapi Maturidiyah lebih mendekati golongan
Muktazilah. Apabila diurutkan dan dibandingkan, aliran-aliran dalam Islam
bersadarkan kebebasan pemikirannya adalah sebagai berikut :
·
Muktazilah
·
Maturidiyah
·
Asy’ariyah
· Ahli hadist
Setelah Maturidi wafat, dilanjutkan oleh cucunya yakni : Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi (421-493 H). Beliau mempelajari itu dari orang taunya. Perkembangan selanjutnya, setelah Maturidiyah dipimpin oleh Bazdawi tidak lagi berpagang dari ajaran murni Maturidiyah karena beliau mempunyai perbedaan pemikiran dengan al-Maturidi. Karena itu maka maturidiyah terpecah menjadi dua golongan yakni Maturidiyah Samarkand : golongan yang masih setia dengan Imam al-Maturidi dan golongan Bukhara : golongan yang mengkuti Bazdawi.
Pada perkembangannya selanjutnya, aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah disebut dengan Ahlussunah Wal Jamaah yaitu golongan umat Islam yang berakidah mengikuti Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi. Dalam berakidah dan beribadah, mereka mengikuti salah satu madzhab empat (Hanbali, Hanafi, Maliki, dan Syafi’i). adapun dalam berakhlak tasawuf, mereka mengikuti Imam al-Junaid al Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam lainnya.
D. D. TOKOH-TOKOH
MATURIDIYAH
Tokoh aliran
Maturidiyah adalah Abu Mansur Muhammad Ibnu Mahmud al-Maturidi, dilahirkan di
Maturid (Samarkand, sekarang Uzbekistan).sekitar abad ke-3 H (tidak diketahui
secara pasti) dan wafat pada tahun 333 H/944 M. Karir pendidikannya lebih
dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi. Hal ini dilakukan untuk
memperkuat pengetahuan dalam menghadapi paham-paham teologi yang banyak
berkembang dalam masyarakat Islam pada masa itu. Gurunya dalam bidang fikih dan
teologi adalah Nasyr bin Yahya al-Balakhi dan Muhammad bin Muqatti ar-Razi.
Tokoh
Maturidiyah periode berikutnya adalah Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi
(421-493). Ia merupakan cucu dari salah satu murid al-maturidi. Ia memperlajari
aliran Maturidiyah dari orang tuanya sendiri. Berikutnya, ia dikenal dengan
tokoh Maturidiyah Bukhara.
E. E. DOKTRIN
ALIRAN MATURIDIYAH
Ø
Akal dan Wahyu. Pemikiran teologi al-Maturidi
banyak berpedoman pada Al-Qur’an dan akal karena pengaruh dari mazhab Imam
Hanafi yang ia anut. Mengetahui tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan dapat
diketahui dengan menggunakan akal. Menggunakan akal adalah perintah Allah.
Menurutnya, orang yang tidak mau menggunakan akal untuk mengetahui ilmu
pengetahuan ilmu pengetahuan berarti tidak taat kepada Allah.
Ø
Penentu baik dan buruk melakukan sesuatu
terletak pada diri sendiri. Perintah dan larangan syariat hanya mengikuti
kemampuan akal.
Ø
Perbuatan manusia adalah ciptaan Allah
Ø
Kehendak Tuhan tidak sewenang-wenang (absolute),
tetapi perbuatan dan kehendak-Nya berlangsung dengan Hikmah dan keadilan yang
sudah ditetapkan-Nya sendiri.
Ø Sifat-sifat Tuhan itu mulzamah (ada bersama zat)
tanpa terpisah.
Ø
Tuhan dapat dilihat diakhirat dengan mata karena
Tuhan memiliki wujud walaupun immaterial.
Ø Nafsi adalah sifat qadim bagi Allah, sedangkan
kalam yang tersusun dari hufuf dan suara adalah baru (hadis).
Ø Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta
atau kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah
dan kehadiran yang dikehendaki-Nya
Ø Pengutusan rasul bertujuan sebagai sumber Informasi.
Sejarah Maturidiyah Samarkan * Nama aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya , yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad , kelahiran Maturid ( sebuah kota kecil di daerah Samarkand , termasuk wilayah Uzbekistan , Sovyet ) kurang lebih pada pertengahan abad ketiga Hijriyah dan meninggal dunia di kota Samarkand pada tahun 333 H. Diantara guru al - Maturidi adalah Nasr bin Yahya al Balkhi ( w . 268 H ) . ✰ Beliau hidup pada masa pemikiran dan perdebatan keilmuan Islam masih dinamis , walaupun aliran Mu'tazilah sudah mulai redup pamornya , sehingga dalam beberapa hal , pemikiran kalam al - Maturidi ada kemiripan dengan Mu'tazilah , namun sebagian besar mempunyai kesamaan dengan pemikiran kalam al - Asy'ari . Di bidang fikih , ulama Maturidiyah adalah mengikuti madzhab Hanafi . → Untuk mengetahui corak pemikiran al - Maturidi maka tidak dapat meninggalkan pola pemikiran al - Asy'ari dan aliran Mu'tazilah . Al Maturidi dan al - Asy'ari memposisikan diri sebagai kontra pemikiran Mu'tazilah . Dengan posisi ini , al - Maturidi sangat berjasa dalam mempertahankan i'tiqad Ahlussunnah wal - Jama'ah sebagaimananya Imam al - Asy'ari .
Sejarah Maturidiyah Bukhara Pemikiran kalam Matudiyah Bukhara dikembangkan oleh al - Bazdawi . Nama lengkapnya ialah Abu Yusr Muhammad bin Muhammad bin al - Husain bin Abdul Karim al - Bazdawi , dilahirkan pada tahun 421 H. Kakek al - Bazdawi yaitu Abdul Karim , hidupnya semasa dengan al - Maturidi dan salah satu murid al - Maturidi Al - Bazdawi mengkaji pemikiran kalam al - Maturidiyah melalui orang tuanya . Setelah itu belajar kepada beberapa ulama seperti : Ya ' kub bin Yusuf bin Muhammad al - Naisaburi dan Syekh al - Imam Abu Khatib . Di samping itu , ia juga mempelajari filsafat yang ditulis al Kindi dan pemikiran Mu'tazilah seperti yang ditulis oleh Abdul Jabbar al - Razi , al - Jubba ' i , al - Ka ' bi , dan al Nadham . Selain itu ia juga mendalami pemikiran al - Asy ' ari dalam kitab al Mu ' jíz . Adapun pemikiran al - Maturidi dipelajarinya lewat kitab al - Tauhid dan kitab Ta ' wilah al- Qur ' an . Al Bazdawi berada di Bukhara pada tahun 478 H / 1085 M. Kemudian ia menjabat sebagai hakim di Samarkand pada tahun 481 H / 1088 M , lalu kembali ke Bukhara dan meninggal di kota tersebut pada tahun 493 H / 1099 M.
Komentar
Posting Komentar