ALIRAN KALAM QADARIYAH
ALIRAN QADARIYAH
A. A. PENGERTIAN
QADARIYAH
Menurut Harun Nasution mengatakn bahwa kaum Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia memiliki qudrah atau kekuatan untuk melaksakan kegiatannya, dan bukan berasal dari pengertian manusia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Qadariyah tidak mengakui qadar Allah.
B. B. SEJARAH
MUNCULNYA ALIRAN QADARIYAH
Dalam sejarah,
paham qadariyah tidak diketahui secara pasti, kapan aliran ini muncul. Para mutakalimin
(teolog) menyebut bahwa aliran Qadariyah mulai mulcul dan berkembang dipelopori
Ma’bad al-Jauhani (wafat 80H/700m). Pendapat ini mengatakan bahwa aliran ini
muncul kira-kira pada tahun 70 H di Irak, pada masa pemerintahan Khalifah Abdul
Malik bin Marwan.
C. C. BERDIRINYA
ALIRAN QADARIYAH
Para peneliti
kesulitan menentukan kapan paham Qadariyah ini pertama ini muncul karena penganutnya
saat itu sudah banyak. Sebagian mengatakan muncul di Irak (buktinya gerakan in
terjadi pada pengajian Hasan al-Basri) dan sebagian lagi berpendapat paham ini
muncul di Damaskus. Karena bertentangan dengan ajaran agama Islam. Sekte ini
mendapat kecaman yang keras daripemerintah karena pada saat itu para pejabat
adalah penganut paham Jabariyah.
D. D. TOKOH-TOKOH
QADARIYAH
Qadariyah adalah
suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak di intervensi
oleh Tuhan. Para ahli mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali diajarkan oleh Ma’bad
al-Jauhani dan Ghailan ad-Dimasyqi. Ibnu Nabatah dalam kitabnya, syarh al-‘Uyun
mengatakan bahwa orang yang pertama kali memunculkan paham Qadariyah adalah
orang Irak (bernama susan) ang semula beragama Nasrani, kemudian masuk Islam
lalu kembali lagi ke agama Nasrani.
E. E. DOKTRIN
ALIRAN QADARIYAH
Ø
Manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Manusialah
yang melakukan perbuatan-perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaanya sendiri
dan manusialah yang menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dan dayanya
sendiri.
Ø
Segala tingkah laku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri. Seseorang yang berbuat kebaikan atau kejahatan dibalas
dengan surga dan neraka kelak diakherat, berdasarkan pada pilihannya sendiri,
bukan karena takdir Tuhan.
Ø
Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakan
bagi alam semesta beserta seluruh alam seisinya. Hukum dalam Al-Qur’an disebut
dengan sunnatullah.
Ø
Manusia memiliki takdir yang tidak bisa diubah. Manusia
dalam dimensi fisiknya tidak dapat berbuat banyak, kecuali mengikuti hukum
alam. Akan tetapi, manusia memiliki daya pikir kreatif, yang membantunya
melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya.
QADARIYAH TIDAK MEMPUNYAI SEKTE
Komentar
Posting Komentar