Islamic Education and Development of Education Traditions and Institutions
Islamic
Education and Development of Education Traditions dan Institutions
Pendidikan
Islam dan Pengembangan Tradisi dan Lembaga Pendidikan
Artikel
dari Yahia Baiza
(Yahia Baiza : halaman
77)
Abstract
Abstrak
Negara-negara
Muslim memiliki sejarah yang kaya tradisi intelektual dan institusi pendidikan ,
yang telah berkembang selama 1400 tahun.
tradisi dan institusi pendidikan di negara-negara Muslim juga mengalami
perubahan dan tren yang (naik turun) dari kemunculan dan perkembangan, serta
kemunduran dan penolakan. Meskipun ada
peningkatan minat pada Islam pada umumnya dan pada pendidikan Muslim pada
khususnya, masih ada kekurangan yang signifikan dari tradisi dan institusi
pendidikan Muslim. Kali ini kita akan
mengeksplorasi tradisi dan institusi pendidikan Islam muncul pada periode
klasik, berkembang sepanjang perjalanan sejarah, dan diturunkan hingga saat
ini.
(Yahia Baiza halaman :
78)
Islam
and The Tradition of Education
Islam
dan Tradisi Pembelajaran
Dalam perjalanan
sejarah tradisi belajar pendidikan Islam selalu dikembalikan kepada Al-Qur’an
dan hadist karena memang keduanya tidak dapat dipisahkan yang menjadi pegangan
kehidupan umat muslim dalam pengetahuan, pembelajaran hingga pendidikan agama.
Umat muslim selalu percaya bahwa sumber Islam hanyalah berasal dari Allah Swt
karena memang didalamnya terdapat banyak konsep mengenai pengetahuan dan
pendidikan dalam bentuk membaca, menulis dan mengajar hal tersebut terdapat dalam
surat Al-Alaq ayat 1-5 ayat tersebut
terdapat perintah membaca. Al-Qur'an berisi tentang pengetahuan dan pendidikan dapat
dilihat dalam berbagai ayat dan interpretasinya. Berdasarkan pengamatan Al-Qur'an ini, umat
Islam percaya bahwa konsep pengetahuan dan pendidikan, yaitu membaca, menulis,
dan mengajar, hadir dalam Al-Qur'an, terutama dari ayat-ayat yang diturunkan
kepada Nabi Mubammad.
Dari penjelasan Nabi
melalui pidato dan tindakannya terdapat banyak hadits yang berisi perintah
untuk menuntut ilmu “ tholabul ilmi walau bihsin : carilah ilmu hingga ke
negeri cina” dan “ tholabul ilmi minal mahdi illah lahdi : carilah ilmu dari
lhidup hingga mati” dengan itu maka dapat disimpulkan mencari ilmu wajib
hukumnya bagi muslim
(Yahia Baiza halama :
79)
konsep
Al-Qur'an tentang pengetahuan dan pendidikan serta peran Nabi sebagai guru dan
pembimbing pertama umat Islam yang mencintai ilmu dan belajar. Akibatnya,
ketika umat Islam dibangun di atas semangat cinta akan pengetahuan dan
pendidikan ini, mereka mampu menciptakan banyak pusat peradaban dan
mengembangkan pemikiran di berbagai bidang pengetahuan. Pada abad kelima, masjid, madrasah, dan
lembaga pembelajaran lainnya mengajarkan ilmu agama dan ilmu alam pada masa itu
dan kerajinan tangan (hiraf) untuk massa
Yang terakhir mewakili pemagangan modern dan pendidikan kejuruan pada waktu
itu. Seperti, masjid tempat yang berfungsi
sebagai landasan pendidikan dan membawa semangat baru dalam menuntut ilmu.
(Yahia Baiza halaman :
80)
Institution
and Traditions of Elementary Education
Institusi
dan Tradisi Pendidikan Dasar
Tardapat dua faktor
terpenting yang nampak telah menjadi penyebab ekspansi besar-besaran didalam
institusi pendidikan diseluruh dunia muslim salah satunya yakni Al-Qur’an,
Sunnah berisi tradisi nabi serta perluasan wilayah muslim. Pertama yang
dianjurkan rosul adalah mencari ilmu lalu berkembang menjadi perluasan wilayah,
pengembangan sistem politik, administrasi hingga keuangan yang sangat
membutuhkan para pelajar. Pertama pendidikan di jazirah arab sangat sederhana
dan mendasar. Namun Tidak hanya belajar menurut pendapat umar bin khattab juga
tedapat pembelajaran mulai dari membaca, menulis, kisah moral, kisah
kepahlawanan serta ilmu bahasa. Lalu Nabi juga berpendapat mengenai hal ini
bukan pembelajaran mengenai Al-Qur’an saja namun bisa jadi pembelajaran lain
yang harus ada juga pada diri para pelajar yakni berkuda, memanah dan berenang
hal tersebut mencerminkan perkembangan keterampilan yang baik yang bisa
diterapkan hingga sekarang.
(Yahia Baiza halaman : 81)
Pada masa itu umar bin
khattab juga menganjurkan untuk mempelajari puisi, kisah, kisah moral, kisah
heroik hingga peribahasa karena hal tersebut merupakan kekaguman masyarakat
arab pada zaman dahulu hingga sekarang hal tersebut masih bisa digunakan.
Realitas pada saat ini yakni banyak sekali umat muslim yang masih menggunakan
pengajaran tersebut misalnya dalam peribahasa dan puisi banyak sekali di era
sekarang penggunaan puisi yang dipadukan dengan seni bahasa arab hingga seni
baca Alqur’an : musikasisasi tafsir Al-QUR’AN ataupun hadits.
Terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dasar mulai dari pendidikan tingkat dasar seperti
kuttab, zawiyah, halgat, hingga majelis untuk pendidikan. kuttäb adalah lembaga
pendidikan bagi anak-anak. Dia mengacu
pada dua jenis kuttäb: satu didedikasikan untuk pengajaran prinsip-prinsip
membaca dan menulis dan Al-Qur'an, sementara jenis lainnya berkomitmen penuh
untuk pengajaran bahasa dan semua komponen terkait lainnya, termasuk tata
bahasa diajarkan oleh satu guru. dapat
dengan mudah berlangsung di mana saja di masjid, rumah pribadi, rumah
orang-orang terpelajar, perpustakaan, dan istana. Kuttāb-kuttāb yang menempuh jalur non-Qur'n
itu terutama mengajar anak-anak membaca, menulis, menulis, bahasa dan tata bahasa,
puisi, dan matematika.
(Yahia Baiza halaman :
82)
Memang benar di zaman
dahulu belum ada tingkatan madrasah seperti sekarang ini dan bangunan yang
dijadikan tempat menimba ilmupu tidak lain hanyalah masjid-majid sebagai pusat
penelitian dan menimba ilmu, pendidikan pada masa itu menggunakan arsitektur
yang mengesankan dan unik serta menawarkan air minum secara gratis untuk umum
dan pendidikan gratis juga tersedia dengan diajar guru yang memiliki kesalehan
yang besar. Pada masa itu terdapat pula kuttab dimana pendidikan di kuttab
mendominasi awal pemisahan antara pendidikan Al-Qur’an dan non-Qur’an, hal ini
dilakukan karena memang takut jika terjadi percampuran kesalahan dalam mengajar
Al-Qur’an.
Komentar
Posting Komentar