BAB 2 : AKIDAH AKHLAK KELAS X E7 OKE
AKIDAH AKHLAK
KELAS X E7
AKHLAK TERCELA UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
GURU PENGAMPU : SALMA NUR NAFISAH, S.Pd.
CINTA DUNIA
Kelompok 1:
1. Fathimah ( 7 )
2. Muhammad Ilham ( 19 )
3. Nadiva Aulia (21)
4. Shella putri ( 34 )
Pengertian
Cinta dunia adalah kecintaan yang berlebihan terhadap hal hal duniawi, seperti harta, kesenangan, dan kesuksesan yang dapat mengalihkan perhatian dari Tuhan dan kehidupan akhirat.
Cinta dunia merupakan penyakit masyarakat yang secara fakta ada dan sudah ditegas sendiri dalam Al-Quran. Berapa banyak kasus di sekitar kita, bahkan yang terbaru seorang jenderal bintang dua membunuh anak buah sendiri hingga merekayasa fakta, tujuanya tidak lain menyelamatkan kecintaanya pada dunia dan isinya. “Cinta dunia adalah biang keladi dari semua kesalahan.” (HR. Baihaqi).
Ciri - ciri Cinta Dunia:
1. Mengutamakan harta dan kekayaan.
2. Terlalu fokus pada kesenangan duniawi.
3. Mengabaikan kewajiban perintah Allah.
4. Terjebak dalam keserakahan.
5. Menganggap dunia sebagai tujuan akhir.
Bahayanya Cinta Dunia:
1. Mengalihkan perhatian dari Allah SWT .
2. Membuat manusia lupa akan akhirat
3. Menimbulkan keserakahan
4. Menghambat pahala
5. Menyebabkan kesombongan.
6.Dapat menyebabkan munculnya penyakit hati di dalam diri seseorang.
Cara menghindari bahaya Cinta Dunia: 1.Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2.Berbuat baik dan berbagi.
3.Menghindari kesenangan yang berlebihan.
4.Membaca al qur'an.
5.Memperbanyak istighfar dan menyebut nama Allah.
6.Ikhlas dalam beribadah.
7.Memperbanyak mengingat kematian.
Dalil tentang Cinta Dunia:
Dalam Surat Al-Ankabut ayat 64, Allah SWT berfirman:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ – 64
Artinya: “Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah senda gurau dan permainan. Sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya seandainya mereka mengetahui.”
KELOMPOK 2
SALLAMA HEAVEN (30)
NAZFA AULIA (22)
SYIFA’ ATHIFAH A (35)
MOHAMMAD ALFIAN E (17)
SOMBONG DAN UJUB
PENGERTIAN
Ujub secara harfiah berarti keangkuhan, kesombongan, dan rasa bangga. Dalam bahasa Arab ujub diartikan secara umum sebagai tindakan kepuasan diri sendiri dan perasaan kagum terhadap diri sendiri karena berbagai alasan.
Menurut Ibnul Mubarok
Perasaan ujub adalah ketika seseorang merasa bahwa dirinya mempunyai suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Menurut imam al-Ghazali
tindakan mengagungkan diri sendiri atau menganggap diri dan perbuatan yang dilakukan sebagai sesuatu yang agung. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam pernyataan berikut: "Akulah orang paling saleh. Tidak ada orang yang melebihi kesalehanku."
Menurut al-junjani
menganggapan seseorang terhadap ketinggian dirinya, padahal ia tidak berhak untuk menganggap itu. Orang yang ujub selalu meremehkan perbuatan dosa yang dilakukan dan selalu memperbanyak perbuatan dosa itu. Orang yang ujub cenderung mengurangi rasa takutnya kepada Allah SWT dan meningkatkan rasa sombong terhadap-Nya.
CIRI – CIRI
Berbangga Diri
Orang yang dalam dirinya terdapat sifat ujub memiliki ciri selalu merasa puasa dengan dirinya. menganggap dirinya bisa,menghiraukan bantuan orang lain serta memuja atas kelebihan yang ia miliki.
2. Meremehkan dan Menganggap Kecil Orang Lain
Seseorang yang memiliki sifat ujub dalam dirinya akan meremehkan orang lain dan bersikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya
3. Keras Kepala
Orang yang memiliki sifat ujub tampak terlihat dengan karakternya yang keras dan cenderung mempertahankan pendapatnya sendiri dibandingkan mendengar saran atau pendapat orang lain.
4. Lemahnya Iman kepada Allah SWT
Sifat ujub dapat menjadikan lemahnya iman seorang hamba kepada Allah, karena ia memandang dirinya sempurna dan dapat melakukan apapun tanpa bantuan Allah SWT. Dalam beribadah, ia cenderung berorientasi pada perhatian dan pujian dari orang lain.
BAHAYA MEMPUNYAI SIFAT SOMBONG DAN UJUB
1. Menjadi makhluk yang hina dimata Allah swt dan manusia.
2. Manusia yang mempunyai sifat sombong dan ujub akan diabaikan oleh Allah swt.
3. Rusaknya amal dan ibadah bagi manusia yang mempunyai sifat sombong dan ujub.
4. Manusia yang mempunyai sifat sombong dan ujub akan dijauhi oleh banyak manusia.
5. Hati manusia yang mempunyai sifat sombong dan ujub akan mengeras dan terkunci.
6. Manusia yang mempunyai sifat sombong dan ujub menjadi pengikut iblis.
CARA MENGHINDARI SIKAP UJUB DAN SOMBONG
1.Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang mana segala petunjuk dan hikmah terkandung di dalamnya. Selain itu, membaca Al-Quran juga memberi manfaat agar hati kita menjadi tenang.
2. Sholat Qiyamul Lail
Jika merasa hati sedang kotor, maka sholat Qiyamul Lail atau sholat Tahajjud adalah salah satu cara untuk menghilangkan penyakit hati tersebut. Doa yang dipanjatkan saat sholat malam dapat membuat hati seseorang tentang.
3. Berdzikir
Berdzikir artinya mengingat dan memuji Allah SWT. Dengan berdzikir, kita sebagai hamba akan selalu mengingat Allah Yang Maha Kuasa dan tidak menganggap diri lebih besar dari Sang Pencipta.
4. Berteman dengan Orang Shaleh
Sesungguhnya, Islam tidak melarang kita untuk bergaul dengan siapa pun. Namun demikian, Islam menganjurkan untuk memilih teman dan berkumpul dengan orang shaleh agar penyakit hatinya dapat terobati.
DZALIM
KELOMPOK 3 (E-7)
Pengertian
Pengertian Dzalim menurut bahasa kata aniaya sama dengan kata Dzalim yang artinya sewenang wenang atau tidak adil. Seorang yang beriman kepada Allah dan memegang teguh prinsip keadilan, kesamaan derajat, tidak akan berbuat aniaya atau dzalim. Sebab ia sadar, bahwa kedzaliman itu merupakan kegelapan yang akan menutup rapat hati orang yang melakukannya.
Ciri-Ciri
Berpaling dari Allah AWT
Melanggar hukum hukum yang di tentukan oleh Allah SWT dan Rasul nya
Suka melakukan kemungkaran pada manusia
Suka mengingkari sesuatu yang sudah di janjikan
Gemar melakukan perilaku tercela seperti dusta, khianat, aniaya menghina, dll
Bahaya
Merusak keimanan
Menghilangkan kebaikan
Memutus tali silaturahmi
Mendapatkan kegelapan di Kiamat
Tidak mendapatkan perlindungan dari Allah SWT
Merugikan diri sendiri
Allah tidak mengampuni orang yang dzalim
Orang dzalim akan merasakan azab yang pedih di hari kiamat
Orang yang dzalim akan mendapatkan azab di neraka
Kezaliman dapat mendatang kan keburukan
Cara Menghindari
Ada banyak perbuatan yang dapat mengindari kedzaliman pada diri sendiri dan orang lain, yaitu:
Pada diri sendiri :
Selalu berpikir positif
Dapat mengendalikan emosi
Berdzikir kepada Allah SWT
Belajar mencintai diri sendiri
Pada orang lain:
Selalu menepati janji orang lain
Tidak mengambil hak yang bukan milik kita
Tidak bersikap sombong dan egois
Kesimpulan
Dzalim adalah seseorang yang selalu mementingkan kepentingannya sendiri dan mengharapkan orang lain celaka dan merugi. Contoh nya adalah saudara saudara Yusuf AS, rela memasukan dan meninggalkan Yusuf AS di dalam sumur. Sikap dzalim ini sangat di benci oleh Allah SWT.
PENGERTIAN MARAH (GHADHAB)
Dalam bahasa Arab,
"Ghadhab" (غضب) berarti "marah" atau "kemarahan". Dalam konteks psikologi dan agama,Ghadab merupakan istilah dari bahasa Arab yang dasar katanya adalah ghadhiba-yaghdhibu-ghadhaban, yang berarti temperamental atau sifat mudah marah.Marah, menurut Sayyid Muhammad Nuh dalam kitab ‘Afatun ‘ala at-Thariq, merupakan sebuah perubahan emosional seseorang yang dapat menimbulkan penyerangan dan penyiksaan kepada orang lain guna melampiaskan dan mengobati apa yang ada di dalam hati.
CIRI-CIRI MARAH (GHADHAB)
1. Bersikap dingin dan acuh
Orang yang marah pada kita biasanya akan bersikap dingin dan acuh.Mereka akan menghindari kontak mata,tidak tersenyum,dan tidak menanggapi pertannyaan atau permintaan kita.
Menjadi lebih agresif
Mereka bisa berbicara dengan nada yang keras,melontarkan kata kata kasar,atau bahkan melakukan kekerasan fisik.Orang yang marah pada kita juga bisa menjadi agresif,baik secara verbal maupun secara fisik.
Bersikap defensif
Sikap defensif,mereka akan membela diri dan menyalahkan orang lain atas kemarahannya.Orang yang marah pada kita biasannya akan bersikap defensif dan membela diri meskipun mereka sendiri yang salah.
Mengkritik atau menghakimi
Orang yang marah pada kita juga bisa mengkritik atau menghakimi kita.Mereka akan mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau menyinggung perasaan tanpa memikirkan keadaan kita.
Menjauhi kita
Menjauh dari kita adalah salah satu ciri orang yang marah pada kita.Mereka tidak ingin bertemu atau berbicara dengan dan seakan kita seperti orang yang dianggap sebagai musuh.
Perubahan ekspresi wajah
Orang yang marah sering memiliki ekspresi wajah yang menunjukkan ketegangan,seperti alis yang mengkerut,mata yang menyipit,atau bibir yang tegang.
Tone suara yang meningkat
Mereka seringkali berbicara dengan suara yang lebih keras,mungkin juga dengan nada yang meningkat.Suara bisa terdengar kasar atau marah.
Bahasa tubuh yang tegang
Sikap tubuh yang kaku,tangan yang mengepal,atau bahasa tubuh yang terlihat tegang bisa menjadi indikasi kemarahan.Ini menunjukkan jika sikap mereka tersebut sedang marah pada kita.
Kontak mata yang intens
Orang yang marah mungkin menatap dengan intensitas yang lebih besar atau bahkan menatap dengan tatapan tajam.Kontak mata dilakukan karena mereka merasa ada perasaan marah dihati dan pikirannya.
Perubahan pola komunikasi
Mereka mungkin berhenti berbicara,memberikan jawaban yang pendek,atau bahkan mengabaikan pembicaraan.ini juga menunjukkan ciri-ciri orang yang marah pada kita.
BAHAYA MARAH (GHADHAB)
Marah (ghadhab) dapat membawa dampak negatif baik bagi diri sendiri maupun orang lain.Dalam banyak situasi,amarah bisa menyebabkan hilangnya kendali,memicu konflik,atau merusak hubungan.Secara psikologis,kemarahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan stres,kecemasan,atau depresi.Dari segi fisik,marah yang berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah,mempengaruhi kesehatan jantung,dan memperburuk masalah kesehatan lainnya.Dalam pandangan islam,marah dianggap sebagai emosi yang perlu dikendalikan.Nabi muhammad SAW mengajarkan agar kita tidak terburu-buru dalam bertindak saat marah,melainkan untuk mencari ketenangan,seperti dengan berwudhu atau duduk jika kita sedang berdiri.Menahan amarah dan mengelolanya dengan bijak adalah hal untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan sosial yang sehat.
CARA MENGHINDARI SIFAT MARAH (GHADHAB)
Mengingat Allah (dzikrullah)
Salah satu cara terbaik untuk menghindari marah adalah dengan selalu mengingat Allah.Dzikir atau mengingat Allah dapat menenangkan hati dan pikiran.Dalam sebuah hadits,Rasulullah SAW bersabda,”sesungguhnya orang yang paling kuat kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya”(HR.Bukhari).Dengan dzikir,kita diingatkan untuk tetap sabar dan mengendalikan emosi.
2.Menyadari bahwa marah hanya merugikan diri sendiri.
Marah sering kali mengarah pada perilaku yang tidak terkendali dan dapat merusak hubungan dengan orang lain. Salah satu cara untuk menghindari marah adalah dengan menyadari bahwa amarah hanya akan merugikan diri kita sendiri. Orang yang bisa menahan amarahnya cenderung lebih dihormati dan disukai orang lain.
3.Menjaga wudhu
Ketika seseorang merasa marah, salah satu cara yang dianjurkan dalam Islam adalah dengan berwudhu. Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudhu, karena sesungguhnya marah itu berasal dari setan" (HR. Abu Dawud). Wudhu dapat menenangkan diri dan mengurangi ketegangan emosi yang muncul saat marah.
4.Mengubah posisi tubuh
Jika kamu merasa marah, coba ubah posisi tubuhmu. Rasulullah SAW menyarankan agar seseorang yang marah untuk duduk jika ia berdiri, atau berbaring jika ia duduk. Hal ini dapat membantu meredakan ketegangan fisik dan emosional yang disebabkan oleh amarah.
5. Mendalamkan kesabaran (sabar)
Kesabaran adalah kunci utama untuk menghindari marah. Mengingat bahwa setiap ujian atau cobaan yang kita hadapi adalah bagian dari takdir Allah dan memiliki hikmah tersendiri, kita bisa lebih sabar dan lebih mampu mengendalikan amarah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS. Al-Anfal: 46).
6. Mengambil napas dalam-dalam
Secara psikologis, salah satu cara efektif untuk mengendalikan marah adalah dengan menarik napas dalam-dalam. Teknik pernapasan ini membantu menenangkan sistem saraf dan memberikan waktu untuk berpikir sebelum bertindak. Ini bisa sangat berguna dalam menghadapi situasi yang memicu amarah.
7.Memahami alasan di balik marah
Sebelum marah, cobalah untuk mengevaluasi apa yang menyebabkan perasaan itu muncul. Dengan memahami akar dari perasaan marah tersebut, kita bisa mencari solusi yang lebih baik untuk menghadapinya tanpa harus terjerumus dalam kemarahan. Terkadang, amarah muncul dari ketidakpahaman atau komunikasi yang buruk, sehingga solusi bisa dicapai dengan cara yang lebih tenang.
8.Berpikir positif
Berpikir positif dapat membantu kita untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih bijaksana. Ketika menghadapi situasi yang memicu amarah, cobalah untuk mencari hikmah dan pelajaran dari kejadian tersebut. Ini dapat mengurangi kecenderungan untuk merasa marah atau tersinggung.
9.Memaafkan dan mengikhlaskan
Memaafkan orang lain merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan jika kamu memaafkan, lebih dekat kepada takwa" (QS. Al-Baqarah: 237). Dengan memaafkan, kita tidak hanya menghindari amarah, tetapi juga meraih ketenangan dan kedamaian dalam hati.
10.Mendekatkan diri kepada Allah
Selalu berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, seperti dengan meningkatkan ibadah, shalat, dan doa. Ketika kita merasa dekat dengan Allah, kita akan lebih mudah menjaga kesabaran dan menghindari marah.
Menghindari marah (ghadhab) bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan latihan dan niat yang tulus untuk memperbaiki diri, kita dapat menjadi pribadi yang lebih sabar dan bijaksana. Dengan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, kita dapat mengelola emosi dengan baik dan mencapai kehidupan yang lebih damai.
CONTOH VIDIO MARAH (GHADHAB)
https://youtu.be/8PCNIjCzcys?si=0MePckvODVCXouj2
KELOMPOK 6
1.Banafsaj Rashikatuz Zahra (03)
2.Kenza Aqya Azumi (13)
3.Putra Ramadhan Syah (25)
4.Rika Wijiyanti (28)
BAHAYA TAMAK / RAKUS DALAM KEHIDUPAN
• Pengertian :
Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.
Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oleh Allah Swt.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takatsur [102] : 1-2)
• Ciri-ciri Tamak :
1) Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki
2) Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
3) Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain
4) Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
5) Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun
6) Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
7) Terlalu mencintai harta yang dimiliki.
8) Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
9) Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi
10) Pelit dan iri dalam membelanjakan harta
11) Merasa berat untuk mengeluarkan harta demi kepentingan agama dan sosial kemasyarakatan
12) Mendambakan kemewahan dunia
• Bahaya Tamak :
1) Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur
Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: «Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barang siapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji». (QS. Lukman [31] : 12)
2) Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan
3) Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih tujuannya
4) Sifat tamak akan menjauhkan seseorang dari Allah Swt.
5) Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya berkurang
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa’ [4] : 37)
• Cara Menghindari Tamak :
1) Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
2) Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri
3) Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur
4) Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud
5) Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah
6) Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta
7) Sadar bahwa materi hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid [57] : 20)
KELOMPOK 7
Zaskia Uswatun.H (36)
Nindya Azizah. A (23)
Itsnain Putri.R (11)
Muhammad Mu'jib(20)
MENGIKUTI HAWA NAFSU (SYAHWAT)
• Pengertian
Pengertian Nafsu secara umum adalah sebuah perasaan atau emosional jiwa pada manusia yang mencondongkan kepada sesuatu yang disukainya.
Kemudian, jika nafsu itu kita condongkan kepada sesuatu yang baik dan sesuai syariat, maka ini adalah nafsu terpuji, dan sebaliknya, jika mengarah pada sesuatu yang buruk atau bertolak belakang dengan syariat, maka ini merupakan nafsu tercela.
Jadi, jika ada seseorang mengatakan nafsu itu jelek atau tercela, itu karena ia lebih mencondongkan nafsunya ke dalam hal-hal yang buruk atau bertentangan dengan syariat, maka ini menjadi nafsu yang tercela.
Lalu, nafsu itu teman atau musuh?
Jadi, dalam proses menjalani kehidupan ini, hawa nafsu bisa dikatakan teman jika kita mengarahkannya ke hal-hal yang baik. Dan sebaliknya, nafsu bisa menjadi musuh diri kita jika mengarah ke hal-hal yang buruk atau tercela.
• Ciri-ciri
1. Tatapan Mereka Terlalu Intens.
2. Mata Mereka Menggelap Saat Melihat Anda.
3. Sering Berbicara Kotor atau Bernada Seksi.
4. Bicara Pelan dan Lambat dengan Nada Menggoda.
5.Cemburu, Tapi dengan Cara Santai.
• Bahaya mengikuti hawa nafsu
• Menimbulkan kepedihan dan hukuman (siksaan)-Nya.
• Menghilangkan kelezatan yang lebih nikmat daripada syahwat itu sendiri.
• Menyia-nyiakan waktu yang berujung penyesalan.
• Mencederai kehormatan diri;padahal, menyempurnakan kehormatan diri lebih bermanfaat daripada mencederainya.
• Menghabiskan harta, padahal menyimpannya lebih baik daripada menghambur-hamburkannya.
• Cara Mengatasi
• Rajin Berpuasa.
Puasa adalah salah satu ibadah yang bisa membantu mengatur nafsu manusia, terutama yang mengarah pada hal-hal negatif.
Lebih dari itu, puasa juga bisa membuat anggota tubuh lebih sehat dan bisa menumbuhkan kesucian hati, karena berpuasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga namun juga hawa nafsu.
• Perbanyak Do'a.
Cara mengendalikan hawa nafsu selanjutnya yaitu, berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk diberikan pertolongan dan kemudahan dalam mengendalikan hawa nafsu.
Doa adalah kunci agar terhindar dari hawa nafsu yang buruk. Berikut ini adalah doa yang bisa dipanjatkan agar kita senantiasa mendapatkan perlindungan dan dimudahkan dalam mengendalikan hawa nafsu hanya untuk hal-hal yang positif.
• Dekatkan Diri kepada Allah SWT.
Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta juga menjadi cara mengendalikan hawa nafsu yang sangat efektif.
Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, maka hati akan menjadi tenang dan dapat meningkatkan ketakwaan.
Dengan demikian, kita bisa lebih fokus dalam mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, tanpa terdistraksi hawa nafsu yang merugikan.
• Hindari Lingkungan yang Negatif.
Lingkungan dan pergaulan menjadi salah satu hal yang bisa berpengaruh terhadap terbentuknya kebiasaan dan tingkah laku.
Lingkungan positif yang dipenuhi dengan orang-orang berakhlak baik bisa membantu kita dalam mengendalikan hawa nafsu.
Sebaliknya, lingkungan pertemanan yang sering berbuat maksiat bisa membuat kita terjerumus ke dalam perbuatan yang sama.
Oleh karena itu, pandai-pandailah dalam memilih lingkungan yang bisa memberikan dampak baik ke Sahabat, ya!
• Memperbanyak Ibadah Malam.
Cara mengendalikan hawa nafsu juga bisa dilakukan dengan mengurangi tidur. Maksud dari mengurangi tidur adalah bangun di waktu malam untuk memperbanyak melakukan ibadah malam, seperti berdzikir atau salat tahajud.
Sebab, sebagaimana dengan makan, tidur juga bisa menjadi sumber yang bisa menutup kejernihan dalam menerima cahaya Allah SWT.
• Jaga Pandangan dan Pikiran.
Pandangan dan pikiran merupakan salah satu sumber yang bisa membangkitkan hawa nafsu manusia.
Berkaitan dengan ini, cara melawan hawa nafsu yang tepat adalah dengan menjaga pandangan dan pikiran dari hal-hal yang bersifat negatif.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa, kunci menahan nafsu yaitu dengan menjaga pandangan.
• Banyak Mengucap Istighfar.
Terakhir, cara mengendalikan nafsu yang paling mudah, yaitu memperbanyak mengucapkan istighfar. Diketahui, istighfar bisa membantu kita untuk meredam hawa nafsu, salah satunya marah.
Itu dia beberapa cara mengendalikan hawa nafsu yang bisa Sahabat praktikkan agar terhindar dari maksiat dan perbuatan dosa.
Walaupun hawa nafsu memang sudah alami melekat dalam diri kita, bukan berarti kita tidak perlu mengendalikannya.
Sebagai muslim yang beriman, kita harus mengendalikan hawa nafsu agar kita selalu berada di jalan Allah SWT.
Lantas, bagaimana jika sudah terlanjur mengikuti hawa nafsu dan berbuat dosa? Soal ini, Sahabat bisa melakukan taubat untuk menebus dosa tersebut.
Selain taubat, Islam juga mengajarkan bahwa terdapat cara penebusan dosa dengan denda atau biasa disebut dengan kafarat.
Adapun salah satu contoh dosa yang bisa ditebus dengan kafarat, yaitu dosa mengikuti hawa nafsu untuk melakukan hubungan badan dengan suami/istri padahal sedang puasa Ramadan.
Dalam kondisi seperti ini, selain taubat, umat muslim bisa membayar kafarat jima’. Nah, jika Sahabat pernah khilaf melakukan dosa ini, Sahabat bisa membayar kafarat jima’ di Yatim Mandiri.
Komentar
Posting Komentar