SHOLAT HAJAT
SHOLAT HAJAT
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam
kitab Nihayatuz Zain (Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz
Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002], cetakan I, halaman 103)
menyebutkan bahwa orang yang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk
kemaslahatan agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan, hendaklah melakukakun
shalat hajat.
AMALAN SHALAT HAJAT AGAR DOA
CEPAT DIKABULKAN
1. Baca Al Fatihah dan Al Kafirun (rakaat pertama)
2. Baca Al Fatihah dan Al Ikhlas (rakaat kedua)
3. Sujud terakhir baca:
“Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar wala haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim” 10x
“Allahumma sholli aala sayyidina Muhammad wa ‘alaa ali sayyidina Muhammad 10x”
“Rabbana, atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban nar”
“Sebut hajat kita dalam hati”
4. Istighfar 100x
5. Sholawat 100x
6. Baca Q.S. Ali Imran ayat 173
اَلَّذِيْنَ
قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ١٧٣
(yaitu) mereka yang (ketika ada)
orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah
mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada
mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab,
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
“Habunallah wa nikmal
wakil 450x” jangan lebih atau kurang
7. Selesai 450x ditutup Q.S Ali Imran ayat 174
فَانْقَلَبُوْا
بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا
رِضْوَانَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ ١٧٤
Mereka kembali
dengan nikmat dan karunia dari Allah. Mereka tidak ditimpa suatu bencana dan
mereka mengikuti (jalan) rida Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.
8. Doa sholat hajat
9. Sebut hajat keperluanmu
Adapun cara melaksanakan shalat
hajat adalah sebagaimana berikut:
1. Niat melaksanakan shalat hajat:
أُصَلِّيْ
سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal ḫâjati
rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ.
“Aku menyengaja shalat sunnah
hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
2. Membaca Surat Al-Fatihah yang
dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek (dianjurkan untuk membaca surat
Al-Ikhlas dan ayat kursi).
3. Setelah selesai shalat,
dianjurkan untuk membaca shalawat dan doa sebagaimana berikut:
سُبْحَانَ
الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ
وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ
أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ
كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ
العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza
wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna
dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min
‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la
wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an
tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
“Mahasuci Zat yang mengenakan
keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi
mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat
pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad
dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu,
dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi,
kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba
yang taat dan durjana,”
Setelah itu, dianjurkan juga
untuk membaca doa Rasulullah saw sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam
Muslim.
لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ
سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha
illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi
rabbil-‘alamîna.
“Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada
Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang
megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”
Selanjutnya, orang yang sedang memiliki hajat tertentu bisa
melanjutkan bacaan doa Rasulullah saw riwayat Imam At-Tirmidzi sebagaimana
berikut:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ
مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا
إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ
رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâḫumma innî as’aluka
mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin,
was-salâmata min kulli itsmin lâ tada‘ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman
illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
“Tiada Tuhan selain Allah yang
maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala
puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai
rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan
perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku,
tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya
bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu
karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih,”.
Setelah doa-doa tersebut
dipanjatkan, tahapan terakhir adalah memanjatkan doa dengan khusu memohon
kepada Allah agar urusan atau hajat khususnya itu bisa dikabulkan. Wallahu
a‘lam.
Komentar
Posting Komentar