Tokoh-tokoh Tasawuf dari masa klasik, abad pertengahan,modern dan kontemporer
MAKALAH
Tokoh-Tokoh Tasawuf Masa Klasik, Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf
Dosen Pengampu : Ahmad Muzakkil Anam, M. Pd. I.
KELOMPOK 1
Anggota:
Salma Nur Nafisah (193111007)
Khusnul Khotimah (193111010)
Yuliana Sari (193111023)
Risda Retno Aji Puspa Utami (193111028)
Kelas: PAI-3A
PRODI PENDIDIKANAGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Tokoh Tokoh Tasawuf : Masa Klasik, Abad Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah, dari tugas yang diberikan mata kuliah Akhlak dan Tasawuf Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
Prof. Dr. H. Mudofhir,S.Ag.,M.Pd. selaku Rektor IAIN Surakarta
Dr. H. Baidi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dr. Fauzi Muharom,M.Pd. selaku Wakil Dekan bidang akademik, kemahasiswaan dan kerjasama
Drs. Suluri, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Ahmad Muzakkil Anam, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak dan Tasawuf
Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan arahan
Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Aamiin ya Allah ya Rabbal ‘alamin.
Sukoharjo, 13 September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 2
BAB 1 : PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... 3
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
Tujuan ............................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
Tokoh Tasawuf di Zaman Klasik....................................................... 4
Tokoh Tasawuf di Abad Pertengahan....................... ....................... 6
Tokoh Tasawuf pada Abad Modern................................................. 8
Tokoh Tasawuf pada Zaman Kontemporer....................................... 10
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................... 15
Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu tasawuf merupakan suatu disiplin ilmu yang berorientasi pada moralitas yang berdasar keislaman. Tasawuf bertujuan untuk lebih mendekatkan seseorang hamba dengan sang pencipta. Pembahasan mengenai tasawuf dan konsep ilmunya tidak akan lepas dari tokoh-tokoh yang ada didalamnya. Tokoh-tokoh tasawuf yang biasanya di sebut dengan sufi yang memiliki kehidupan sederhana dan hidupnya ditunjukan kepada Allah semata. Kehidupan seorang sufi sudah ada sejak zaman para sahabat nabi, yaitu pada abad pertama ketika para sufi mencontoh kehidupan para khalifah.
Dalam makalah ini akan dibahas tokoh-tokoh tasawuf yaitu pada masa klasik, masa abad-abad pertengahan, masa modern dan masa kontemporer. Yang dimana tokoh-tokoh tasawuf memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda-beda.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tasawuf pada masa klasik, abad pertengahan, modern dan kontemporer?
Siapakah tokoh-tokoh tasawuf pada masa klasik, abad pertengahan, modern dan kontemporer?
TUJUAN
Agar pembaca dapat mengetahui tasawuf dan tokoh-tokoh tasawuf pada masa klasik, abad pertengahan, kontemporer dan modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tokoh Tasawuf Pada Masa Klasik.
Masa Tasawuf ini sering dikatakan sebagai tasawuf pada abad ke satu dan abad ke dua Hijriyah yaitu pada Masa Nabi Muhammad, sababat – sahabat yang dekat dengan beliau pada masa ini banyak orang yang sangat berjasa dan kisahnya dijadikan tauladan sampai sekarang ini, sejak masa awal di Madinah telah banyak muncul para sufi mereka sangat kuat dalam berpegang pada Al-Qur’an dan Hadist dan menetapkan Rosulullah kepada kezuhudan para sahabat mencontoh kehidupan Rosulullah karena Rosul selalu sederhana dan tidak pernah berfoya-foya dalam kehidupannya walaupun hidupnya serba kecukupan. adapun tokoh- tokoh tasawuf pada masa klasik adalah :
1. Salman Al-Farisi (w.32 H).
Salman Al-Farizi bersal dari Dihqoh, sebuah desa di persia atau Iran tepatnya di wilayah Jaiyan,dekat Isfahan. Menurut sebuah pengertian Salman Al-Farizi dikenal sebagai seorang sahabat yang hidup keras (menderita) dan zuhud. Bahkan dikatakan sebagai ahlu suffah ( penganut tasawuf) dan pendiri tasawuf yang dikaruniai ilmu laduni (ilmu yang dianugrahkan Allah SWT secara langsung dengan cara belajar). Beliau adalah orang yang pertama kali melontarkan ide klilafah (wakil guru sufi), dan nur muhammad, beliau juga melontarkan pemikirannya kepada Sa’sa’ah yang menegaskan bahwa khilafah yeng pertama kali adalah Muhammad SAW.
2. Dzar Al-Ghifary (w. 22 H).
Beliau adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan zuhud yang dirintis oleh Abu Bakar dan Umar. Ia lebih senang dengan cara hidup miskin dan tidak pernah berkeluh kesah jika merasa menderita apabila ditimpa cobaan. Bahkan ia sangat senang menerima berbagai cobaan dari Allah SWT, karena menganggap cobaan itu adalah perhatian tuhan terhadapnya oleh karena itu ia selalu membaca kalimat Syukur dan tahmid jika mendapat cobaan.
3. Ammar bin Yasir (w.37 H).
Seorang sufi yang sangat setia dengan Ali bin Abi Thalib, sehingga dalam memgamalkan ajaran tasawuf yang dibawanya sama dengan tasawuf yang diajarkan oleh Ali, ia merupakan seorang ahlu suffah yang selalu mengamalkan ajaran zuhud dan menganggap zuhud adalah suatu perhiasan dalam segala bentuk kebaikan, harta benda itu adalah salah satu kebnggaan masyarakat makkah yang telah diberantas oeleh Agama Islam. Menurutnya jika seorang hamba ingin dekat dengan Allah maka harus selalu mengamalkan ajaran Zuhud dan menjauhkan diri dari kemewahan harta benda.
4. Huzaimah bin Al-Yaman (w. 36 H).
Ia adalah seorang sufi terkenal dan mengikuti ajaran yang dibawa Ali bin Abi Tholib, orang yang bijaksana dan selalu banyak orang belajar tasawuf kepadanya dalam menjarkan tasawuf ia selalu memdapat bimbingan yang banyak dari Ali terutama tentang cara pengajaran ilmu kepada murid-muridnya, karena Ali juga tidak sembarangan mengajarkan ilmu tasawufnya kepada para temannya kan tetapi ali memilih seorang itu adalah orang yang bisa bertanggung jawab dalam mengajarkan ilmunya serta orang yang paling tinggi tingkat pengetahuan baik kemampuan akal dan perasaannya, Ali tau bahwa tasawuf itu ilmu yang sangat tinggi jadi tidak sembarang orang diberi ilmu tasawuf.
5. Al-Miqdad bin Al-Aswad (w. 33 H).
Ia adalah seorang sufi yang berpegang teguh pada ajaran zuhud termasuk salah satu sufi yang menentang kebijakan Ustman. Keterpopuleran miqdad bukan karena seringnya ia menetang Ustman akan tetapi banyaknya muridnya yang menjadi ulama besar dan sering menunjukkkan kelebihan gurunya terutama ketekunan dalam mengamalkan ajaran zuhud yang dibawanya kealimannya sangat memukau setiap orang jika melihatnya terutama para masyarakat dan pegawai pada masa pemerintahannya.
B. Tasawuf Pada Masa Abad Pertengahan
Masa ini sering dikatakan sebagai masa tasawuf, yaitu pada abad ketiga dan keempat hijriyah mendapat julukan shufi, dikarenakan tujuan utama dari kegiatan ruhani tidak untuk kebahagiaan akhirat yang sering ditandai dengan pencapaian pahala dan penghindaran siksa, tetapi untuk menikmati kehidupan langsung dengan sang pencipta yang didasari dengan rasa cinta. Diantara tokoh-tokoh tasawuf pada masa pertengahan yaitu:
1.Ma’ruf Al-Karkhi
Namanya lengkapnya adalah Abu Muahfuz Ma’ruf bin Firuz al-Karkhi. Ia berasal dari Persia, namun hidupnya lama di Bagdad. Ia meninggal di kota ini juga pada tahun 200 H / 815 M. Ma’ruf al-Karkhi dikenal sebagai sufi yang selalu diliputi rasa rindu kepada Allah sehingga ia tergolong ke dalam kelompok auliya’. Dia dipandang sangat berjasa dalam meletakkan dan menyebarkan dasar-dasar tasawuf.
Ma’ruf al-Karkhi adalah tokoh pertama yang mengembangkan tasawuf dari paham cinta (al-hubb) yang dibawa oleh Rabi’ah al-Adawiyah. Ia mengatakan bahwa timbulnya rasa cinta kepada Allah itu bukan karena diusahakan melalui belajar, tetapi datangnya semata-mata karena karunia Allah. Kalau dahulu hidup kerohanian, terutama bertujuan untuk membebaskan diri dari siksa akhirat, sekarang bagi Ma’ruf al-Karkhi, bertujuan sebagai sarana untuk memperoleh ma’rifah kepada Allah.
2. Abu al-Hasan Surri al-Saqti
Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Surri al-Muglisi al-Saqti. Dia adalah murid Ma’ruf al-Karkhi dan paman al-Junaidi dan merupakan tokoh sufi terkemuka dan terkenal di Bagdad. Ia meninggal pada tahun 253 H / 867 M dalam usia 98 tahun. Dalam menjalankan ajaran tasawuf, dia beramal siang - malam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan penuh khusu’ dan tawadu’. Siang dan malam dia lalui tidaklah berarti tanpa diisi dengan ibadah dan pengabdian. Karena hanya dengan memperbanyak ibadah dan pengabdian itulah, menurutnya dia dapat bertemu dengan Tuhan, dan pertemuan dengan Tuhan itu meruakan puncak keabadian yang sejati. Dengan konsentrasi pikiran dan perasaan, hilangnya tabir antara seorang sufi dengan Tuhan maka tidak ada lagi yang dirasa dan dipikirkannya kecuali wujud Tuhan. Keadaan ini disebut fana’ yang dipahami sebagai hilangnya sensasi, sehingga ia tidak merasa lagi adanya wujud yang lainnya.
3. Abu Sulaiman al-Darani
Nama lengkapnya ialah Abu Sulaiman Abdurrahman bin Utbah al-Darani. Dia dilahirkan di Daran, sebuah kampung di kawasan Damakus, dan meninggal pada tahun 215 H / 830 M. Dia adalah murid Ma’ruf dan merupakan tokoh sufi terkemuka, seorang ‘arif dan hidupnya sangat wara’. Hidup kerohaniannya penuh diliputi dengan kebersihan jiwa dan kesucian pribadi. Diantara ucapan-ucapannya yang mengandung ajaran kerohanian adalah : “Orang tidak dapat bersikap zuhud terhadap pesona dunia, kecuali orang yang kalbunya diisi Allah dengan nur-Nya sehingga segenap rasa dan pikirannya tertuju kepada masalah-masalah akhirat saja”. Kemudian, dia juga pernah berkata : “Orang yang ‘arif, kalau telah terbuka penglihatan mata kakinya, kaburlah penglihatan mata lahirnya, sehingga tidak satupun yang dilihatnya, kecuali yang satu, Tuhan”. Dalam sejarahnya al-Darani dikenal sebagai salah seorang sufi yang banyak membahas tentang ma’rifah dan hakikat.
C. Tokoh Tasawuf pada masa modern
Masa ini disebut juga sebagai masa konsolidasi, yaitu memperkuat tasawuf dengan dasar aslinya (Al-Qur’an dan Hadits) yang sering disebut juga tasawuf sunni yaitu tasawuf yang sesuai dengan tradisi sunah Nabi dan para sahabat. Diantara tokoh-tasawuf pada masa ini adalah:
1. Al-Qusyairi
Al-Qusyairi lahir di Istiwa, Nisyapur, Iran pada tahun 986 M/376 M. Nama lengkapnya Abu al-Qasim Abd al-Karim al-Qusyairi, ia merupakan sufi terkemuka pada abad ke-11(5H) sekaligus sufi pembela teologi Ahlu Sunnah dan mampu mengompromikan syari‟ah dan hakikah. Dia mengkritik dua hal dari parasufimadzhab semi-falsafi, yakni syathahiyat dan cara berpakaian yang menyerupai orang miskin padahal tindakan mereka bertentangan dengannya. Menurut al-Qusyairi kesehatan batin dengan memegang teguh ajaran al-Qur‟an dan al-Hadis lebih penting dari pada pakaian lahiriya. Menurut Al-Qusyairi, para guru sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah selalu berpegang teguh pada tauhid dan tidak pernah bercampur dengan bid’ah. Menurut al-Qusyairi, makrifat Allah merupakan kunci utama seseorang untuk memperkuat akidah. Makrifat bukanlah dari ketentuan manusia melainkan kehendak dan rahmat Tuhan kepada sufi yang mampu menerimanya.
2. Al-Ghazali
Al-Ghazali lahir di daerah Thus, Khurasan, Iran pada tahun 450 H/1058 M. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Iaadalahsalahseorangpemikirbesar Islam yang dianugerahigelarHujjatul Islam (buktikebenaran agama Islam) danzainad-din (perhiasan agama). Al-Ghazalimeninggal di kotakelahirannya, Thus padatanggal 14 JumadilAkhir 505 H (19 Desember 1111 M). Al-Ghazalipertama-tama belajar agama di kota Thus, kemudianmeneruskan di kotaJurjan, danakhirnya di Naisaburpada Imam Juwaini.Pada awalnya, al-Ghazali merupakan seorang profesor ilmu hukum di Universitas Nizhamiyah Naisabur. Akan tetapi, karena adanya guncangan batin ia memutuskan untuk membuka perjalanan hidup baru mencari kebenaran, kesempurnaan, dan kebahagiaan hakiki melalui jalan tasawuf.
Di dalam tasawuf, al-Ghazali selalu mendasarkan pandangannya berdasarkan al-Qur’an dan Hadits baik secara langsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali menjauhkan ajaran tasawufnya dari gnostis sebagaimana yang mempengaruhi para filosof muslim, sekte Isma‟iliyah, Syi‟ah, Ikhwan Shafa dan lain-lain. Ia juga menolak konsep ketuhanan Aristoteles, yakni emanasi dan penyatuan. Terkait teori kesatuan, al-Ghazali menyodorkan teori baru tentang ma‟rifat dalam taqarrubila Allah, tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya. Pemikiran tasawuf al-Ghazali diantaranya:
Maqamat(Jenjang), menurut al-Ghazali yang harus dilalui oleh seorang calon sufi diantaranya: tobat, sabar, kefakiran, zuhud, tawakal, dan makrifat. Dari makrifat inilah yang nantinya akan menimbulkan mahabbah(mencintai Tuhan). Makrifah sebagai esensi taqarrub kepada Tuhan, dimana hasil dari karifah sebuah penyerapan jiwa yang dapat mempengaruhi kondisi kondisi jiwa seorang hamba yang pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh aktivitas ragawi.
Sarana makrifat bagi seorang sufi adalah kalbu, bukan akal ataupun perasaan. Menurutnya, kalbu bukanlah bagian dari tubuh. Akan tetapi kalbu adalah percikan kerohanian ke-Tuhanan yang merupakan hakikat realitas manusia, namun akal budi belum mampu memahami keterkaitan antara keduanya. Kalbu bagaikan cermin, sedangkan ilmu adalah pantulan gambar realitas yang terdapat di dalamnya. Jadi, jika cermin tidak bening maka tidak dapat merealitaskan ilmu-ilmu.
Manusia, menurut al-Ghazali manusia terdapat 3 golongan. Pertama, kaum awan yang cara berpikirnya masih sederhana sekali. Kedua, kaum pilihan yang akalnya tajam dan berfikir secara mendalam. Ketiga, kaum ahli debat. Mengenai kebahagiaan, menurut al-Ghazali bahagia merupakan tujuan akhir dari jalan para sufi sebagai hasil dari pendekatan kepada Tuhan.
Melalui pendekatan sufistik. Al-Ghazali berupaya untuk mengembalikan islam kepada sumber fundamental dan historis serta memberikan suatu tempat kehidupan emosional keagamaan (esoterik) dalam sistemnya.
D.Tokoh Tasawuf Pada Masa Kontemporer
Kata “kontemporer” berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Kontemporer artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini” dan arti Tasawuf merupakan tradisi keislaman yang memperkenalkan manusia dengan Tuhan, melalui zikir hingga mencapai tingkat yang tinggi.
Tasawuf kontemporer adalah mengkaji pemikiran pemikiran tasawuf pada abad ke 20 sampai sekarang dan penyesuaianya pada zaman sekarang, Tasawuf pada masa kontemporer adalah masa yang ditandai dengan munculnya falsafi yakni tasawuf yang memadukan antara rasa dan rasio, tasawuf bercampur dengan filsafat terutama filsafat yunani. Pengalaman-pengalaman yang diklaim sebagia persatuan anatara Tuhan dan hamba kemudian diteorisasikan dalam bentuk pemikiran seperti konsep Wahdatul Wujud. Sebenarnya konsep tasawuf yang dikembangkan para sufi klasik terkesan individual dan kurang metodologi, sehingga kaku dalam memberikan pencerahan secara universal.konsep sufisme kontemporer merupakan rangkaian pemikiran sufisme klasik yang telah mengalami perkembangan dan kemajuan hingga eksistensinya masih tetap bertahan dan berdialektika dengan berbagai zaman termasuk zaman kontemporer. Tokoh Tokoh Tasawuf Pada Masa Kontemporer
1. Ibn’Arabi (560-638)
Nama lengkap Ibn’arabi adalah Muhammad bin ‘Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah Ath- Thai’ Al Haitami ia lahir di Mucia,Andalusia Tenggara, Spanyol, tahun 560 H, dari keluarga berpangkat, hartawan, dan Ilmuwan.tahun 620 H, ia tinggal di Hijaz dan meninggal disana pada tahun 638 H. Beliau mempelajari Al-Quran, Hadis serta Fiqh pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia yakni Ibn Hazm Az-Zhahiri.Setelah beliau usa 30 tahun ia mulai berkelana ke berbagai kawasan Andalusia dan kawasan Islam bagian barat. Karya beliau yang terkenal adalah al futuhat, Al Makiyyah yang ditulis pada tahun 1201 tatkala ia sedang menunaikan, karya lainnya adalah Tarjuman Al Asywaq yang mengenang kecantikan, kepandaian seorang gadis keturunan sufi dari persia karya lainnya Masyahid Al-asrar, Mathali Al- Anwar Al-Ilahiyyah, Hilyat Al Abdhal dan lain sebagainnya. Ajaran tasawuf dari Ibn Arabi adalah wahdatul wujud ( kesatuan wujud) yaitu bahwa wujud semua yang ada ini hanyalah satu dan pada hakekatnya wujud makhluk adalah wujud khalik pula. Tidak ada perbedaan antara keduanya dari segi hakekat. Menurut Ibn Arabi, wujud alam pada hakikatnya adalah wujud Allah dan Allah adalah hakikat alam. Tidak ada perbedaan antara a’bid (menyembah) dengan ma’buat ( yang disembah ), keduanya adalah satu.
2. Ibnu Sab’in (614-669 H)
Nama lengkap ibn Sab’in adalah ‘Abdul Haqq Ibn Ibrahim Muhammad Ibn Nashr, seorang sufi yang juga filofof dari Andalusia terkadang dia dikenal pula dengan Abu Muhammad dan mempunyai asal usul di Arab dan dilahirkan tahun 614 H(1217/1218M) dikawasan Murcia, beliau mempelajari ilmu ilmu agama dari madzhab Maliki , Ilmu ilmu logika dan filsafat. Beliau seorang murid dari Ibn dihaq atau yang dikenal dengan Ibn Al-Mi’rah, beliau menjadi murid hanya melalui kajian dari Ibn dihaq, hubungan antara Ibnu sab’in dan gurunnya lebih banyak terjalin lewat kitab daripada secara langsung.
Ajaran-ajaran tasawufnya yakni, Paham kesatuan mutlak, yaitu wujud adalah satu alias wujud Allah semata. Ibn Sabi’in menempatkan ketuhanan pada tempat yang pertama. Wujud Allah, menurutnya adalah asal segala yang ada pada masa lalu, masa kini maupun masa depan. Sementara wujud materi yang tampak justru dirujukan pada wujud mutlak yang rohaniah. Pendapat Ibn Sabi’in tentang kesatuan mutlak tersebut, merupakan dasar dari paham, khususnya tentang para pencapai kesatuan mutlak ataupun pengakraban dengan Allah.
3. Ibn Masarrah
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Massarah. Ia lahir di Cordova, Andalusia pada tahun 269 H/883 M. Ibn Masarrah merupakan seorang sufi sekaligus filosof dari Andalusia juga. Ajaran tasawufnya yaitu, Jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan mahabbah, Dengan penakwilan ala philun ( aliran isma’iliyyah ) terhadap ayat-ayat Al-Qur'an.
Dan salah satu Tokoh Tasawuf Kontemporer Indonesia adalah Jalaluddin RakhmatJalal adalah panggilan Jalaluddin Rakhmat, beliau lahir pada tanggal 29 Agustus 1949 di Rancaekek, Bandung. Beliau di lahirkan dikalangan keluarga Nahdhatul Ulama (NU). Ibunya adalah orang yang aktif dalam mengajarkan ajaran Islam di desanya. Ayahnya adalah seorang pemuka agama sekaligus tokoh masyarakat. Karena terjadi pergolakan politik pada waktu itu, Sang ayah meninggalkan Jalaluddin Rakhmat yang masih berusia dua tahun untuk menyebarkan dan menegakkan syariat Islam. Jalaluddin rahmat memperdalam ilmu tasawuf karna Kekagumanya kepada Imam Khomeini seorang sufi yang menggemparkan dunia dan membuat Jalaluddin Rakhmat memperdalam ilmu tasawufnya. Selain alasan itu, Jalaluddin rakhmat memperdalam ilmu Tasawufnya dikarenakan salah satu jamaahnya (Marwan) meninggal tertabrak kereta api, yang mana sebelum meninggal Marwan sempat menyampaikan pesan terakhir kepada keluarganya untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. DanSemenjak mempelajari ilmu tasawuf, dia beralih yang semula suka mempelajari fikih menjadi memilih tasawuf sebagai kajian dakwahnya.
Pemikiranya yang terkenal. Diantaranya wara’, zuhud, sabar. Wara’ menurut Jalaluddin Rahmat adalah nilai kesucian diri. Islam menyeru semua manusia untuk menyucikan dirinya Dan menyeru kepada semua orang untuk berlomba-lomba untuk menyucikan dirinya. Manusia dipersilahkan untuk mencari kekayaan sebanyak-banyaknya, dan jadikanlah kekayaan tersebut untuk menyucikan diri. Zuhud bukan berarti meninggalakn dunia, tetapi tidak meletakkan dunia di hati. Zuhud bukan menghindari kenikmatan dunia beserta isinya, akan tetapi memanfaatkan dunia tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karyanya dibadang tasawuf adalah Reformasi Sufistik Halaman Akhir Fikri Yathir (1998). Renungan-Renungan Sufistik (2000).Kuliah-kuliah tasawuf adalah buku yang ditulis oleh Sukardi yang mana didalam buku itu memuat ceramah-ceramah dan pemikiran Jalaluddun Rahmat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya tasawuf merupakan ajaran untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf mengalami perkembangan dari masa ke masa yang dimulai dari masa klasik hingga kontemporer. Pada masa klasik, tasawuf masih sangat sederhana yaitu “kezuhudan”. Pada masa abad pertengahan tasawuf dijuluki “shufi” karena berfokus beribadah kepada Tuhan didasarkan rasa cinta. Pada masa modern, tasawuf dikembalikan pada sumber utama yaitu al-Qur’an dan Hadits. Dan pada masa kontemporer, tasawuf di padukan dengan rasa dan rasio. Tentunya, dalam setiap masa, terdapat tokoh-tokoh yang mempunyai pemikiran ajaran tasawuf masing-masing.
B. Saran
Sebagai generasi islam marilah kita banyak belajar sejarah-sejarah islam, terutama sejarah perkembangan tasawuf. Agar kita mengetahui hakikat tasawuf yang sebenarnya beserta ajaran-ajaran tasawuf oleh para tokoh pada masanya. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang semestinya diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan semoga penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nur, 2010, ”Jurnal toko-tokoh tasawuf pada abad pertengahan”,Esoterik, Vol. 1
Anwar, Rosihan, 2010, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV PUSTAKA SETIA
http://taufan-nirwana.blogspot.com/2017/03/tokoh-tokoh-tasawuf.html diakses pada tanggal 11 September 2020 pukul 21:50
http://digilib.uinsby.ac.id/702/6/Bab%203.pdf diakses pada tanggal 11 September 2010 pukul 22:16
https://www.majulah-ijabi.org/biografi-singkat.html diakses pada 11 September 2020 pada pukul 22:33
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Edisi Keempat, Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama
Listiana, Anisa, 2013, “Menimbang Teologi Kaum Sufi Menurut Al-Qusyairi dalam Kitab Ar-Risalah Al-Qusyairi”, Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 7, No. 1
Mashar, Aly, 2015, “Tasawuf: Sejarah, Mazhab dan Inti Ajarannya”, Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, Vol. XII, No. 1, 2015.
Mustofa, A, 2017, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia
Nata, Abuddin, 2015, Akhlah Tasawuf Dan Karakter Mulia, ke 2, Jakarta: Rajawali Pers
Pakar Suteja, Ibnu, 2013, Tokoh-Tokoh Tasawuf dan Ajarannya, Yogyakarta: Deepublish
Rakhmat, Jalaluddin, 2000, Renungan Renungan Sufistik, Bandung: Mizan
Solihin, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia
Tokoh dan Ajaran Tasawuf pada Masa Klasik, https://juraganberdesa.blogspot.com/2019/12/tokoh-dan-ajaran-tasawuf-pada-masa-klasik.html diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul 11.45
Zaini, Ahmad, 2016, “Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali”, Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf, Vol. 2, No. 1
Bagus mbak Salma, aku juga pengen dapet give away nya mb😂
BalasHapusMasyaallah terima kasih MB risda ditunggu aja kapan-kapan ya 🙏
Hapusbagus, ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya
BalasHapus